Pro Kontra Netizen Usai Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Pengurus MUI
Netizen melontarkan pro-kontra usai Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap tiga orang terduga teroris yang salah satunya merupakan pengurus MUI pusat, Selasa (16/11).
Perbincangan mengenai Densus 88 pun menempati pembicaraan terpopuler di Indonesia dengan lebih dari 21 ribu cuitan.
Diketahui ketiga terduga teroris itu salah satunya merupakan anggota Majelis Ulama Indonesia(MUI), Zain An-Najah, lalu Ketua Umum Partai Dakwah Rakyat Indonesia (PDRI) Ustaz Farid Okbah, dan seorang berinisial AA.
Densus 88 sudah menetapkan ketiga terduga teroris yang dibekuk itu menjadi tersangka dugaan tindak pidana terorisme, karena diduga terlibat dengan jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI).
Warganet pun ramai mengutarakan pro dan kontra mereka terkait penangkapan ini. Sebagian yang pro atas penangkapan, mendukung kerja Densus 88.
"Terimakasih Densus 88 yg selalu menjaga ketentraman NKRI," cuit @saverioanarghya.
Sebagian warganet juga menghubungkan penangkapan ini dengan pernyataan MUI sebelumnya untuk membubarkan Densus 88 beberapa waktu lalu. Mereka menduga pernyataan itu keluar lantaran ada pengaruh dari penyusupan teroris di lembaga itu.
Henry Subiakto yang menjadi pengajar di FISIP Universitas Airlanggamengemukakan dugaan mengapa ada ketidaksukaan terhadap densus 88 dari kaum teroris.
"Ini kecenderungan umum. Maling tidak suka dengan penjaga keamanan. Penjahat tidak suka dengan polisi. Kuruptor tidak suka dengan KPK. Musuh negara tidak suka dengan tentara. Teroris tidak suka pada Densus 88," cuitnya sembari menyertakan tangkapan gambar judul beritaMUIyang sempat melontarkan pernyataan untuk membubarkan Densus88.
Sebelumnya, salah satu anggota Majelis Ulama Indonesia pernah menyatakan Densus 88 sudah waktunya dibubarkan.
Hal itu dipicu pendobrakan pintu Pesantren Tahfizhul Qur'an al Mukmin, Malang, Jawa Timur, dan menodongkan senjata kepada para santri yang sedang menghafal pelajaran pada 2015 lalu.
Diduga pesantren milik Helmi Alamud itu di antaranya terlibat jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Namun sebagian warganet pesimis atas penangkapan ini sebab mereka skeptis seorang ustaz Farid Okbah yang pernah diundang ke Istana Presiden untuk bertemu Joko Widodo, kini terlibat kasus terorisme.
"LOGIKA: Bagaimana mungkin Ustad Farid Okbah yang pernah diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Jokowi sekarang ditangkap Densus 88 karena dugaan terlibat terorisme? 2 kemungkinan: dulu Istana kecolongan undang teroris atau Densus 88 salah tangkap orang. Mana yang benar?," tutur @1keadilan.l, Rabu (17/11).
Senada, seorang netizen lain meragukan ustadz tersebut memang terlibat dalam aksi terorisme.
"Ustadz Ditangkap Polisi? Benar Atau Salah? Mari Kita Lihat Kebenaran Yang Akan Diungkap. Saya Pribadi Merasa Terkejut dan Tidak Yakin Kalau Ustadz Farid Terlibat Teroris. Semoga Allah SWT Memberikan Kesabaran dan Ketabahan. Amin Ya Allah," cuit akun @sutanmangarahrp.
Di samping itu warganet dengan akun @ini7indonesia mempertanyakan kapan Densus 88 meringkus teroris kelompok bersenjata di Papua.
"Kapan Densus tangkap KKB Papua?? Yang jelas2 melakukan teror kok didiamkan, yang belum terbukti ditangkapi. Kenapa?" pungkasnya
Seorang warganet lain pun membagikan foto ketiga terduga teroris lewat akun Twitternya, sambil menuliskan harapan Indonesia akan selalu damai.
"Subhanalloh. Inilah sosok pribadi yg diamankan Densus 88 Anti Teror. Damai selalu Indonesia," tutur @blankoncoklat.