Fenomena Apoge, Saat Bulan Berada Paling Jauh dari Bumi

M. Ikhsan | CNN Indonesia
Jumat, 14 Jan 2022 06:22 WIB
Apoge akan terjadi pada 14 Januari, tepatnya pada pukul 16.17.06 WIB. Fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak pukul 15.30 waktu setempat dari arah timur laut.
Ilustrasi Fenomena Bulan Apogee 14 Januari. (Foto: AP/Jorge Saenz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena Bulan Apogee atau posisi bulan berada paling jauh dari Bumi berlangsung pada Kamis, (13/1).

Apoge Bulan merupakan fenomena astronomi ketika Bulan berada pada titik terjauhnya dengan Bumi. Hal ini disebabkan oleh orbit Bulan yang tidak sepenuhnya bulat, melainkan berbentuk elips.

Bentuk orbit tersebut membuat Bulan memiliki titik terdekat dan titik terjauh. Titik terdekat disebut Perige, sedangkan titik terjauh disebut Apoge.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena Perige terjadi setiap rata-rata 27,32 hari, sedangkan fenomena Apoge Bulan terjadi dalam rentang waktu bervariasi antara 26,98-27,90 hari. Dengan kata lain, kedua fenomena ini terjadi setiap bulan.

Dilansir dari laman edukasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) BRIN, rentang interval antar fenomena yang lebih sempit pada Apoge disebabkan karena Bulan bersama-sama dengan Bumi mengelilingi Matahari, sehingga Bulan akan mengalami perturbasi, atau penyimpangan posisi lebih besar ketika Perige dibandingkan dengan saat berada di Apoge.

Apoge pada bulan ini akan terjadi pada 14 Januari 2022, tepatnya pada pukul 16.17.06 WIB. Fenomena ini sudah dapat disaksikan sejak pukul 15.30 waktu setempat dari arah timur laut.

Pada malam hari, tepatnya pukul 21.30, Bulan akan berkulminasi, atau mencapai titik tertingginya di arah utara dan menjelang fajar, tepatnya pada pukul 03.30 keesokan harinya, Bulan akan terbenam di arah barat.

Pada fenomena apoge Bulan kali ini Bulan akan berjarak 405.831 kilometer dari Bumi dengan tingkat kecerahan 88,7 persen saat puncak apoge, dan berada di konstelasi Taurus.

Hubungan dengan pasang surut

Fenomena apoge dan perige dapat berpengaruh pada pasang surut air laut.

Dilansir dari Time and Date, pasang surut perigean memiliki variasi sekitar 5 centimeter lebih besar daripada pasang surut biasa, sedangkan pasang surut apogean memiliki variasi sekitar 5 centimeter lebih kecil daripada pasang surut normal.

(lnn/mik)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER