Peta Amarah Netizen Usai Arteria Dahlan Sentil Sunda, RK Berpengaruh

Pendiri Drone Empirit and Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi membeberkan peta amarah netizen imbas Arteria Dahlan sentil suku Sunda. Ridwan Kamil jadi narator berpengaruh.

Ismail mengatakan tren percakapan 'Sunda' perlahan mulai naik sejak pemberitaan 17 Januari pukul 13.53 oleh Detik.com, terkait komentar Arteria Dahlan penggunaan bahasa Sunda dalam rapat.

Pada 18 Januari perlahan narasi naik di Twitter, disusul tuntutan minta maaf Arteria oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Rabu (19/1).

[Gambas:Twitter]

"Tanggal 18 Januari mulai naik, 19 Januari @ridwankamil minta Arteria minta maaf, 20 Januari Arteria minta maaf," ujar Ismail lewat akun Twitternya, Jumat (21/1).

Meski akhirnya Arteria minta maaf, beberapa tagar sudah mewarnai jagat Twitter. Di antaranya tagar #SundaTanpaPDIP, #PecatArteria, #Sunda, #TangkapArteriaDahlanRasis.

Ismail mengatakan peta percakapan tentang "Sunda" dalam periode tesebut diwarnai oleh satu cluster besar yang node-nodenya saling berinteraksi.

"Ada akun tokoh seperti @ridwankamil dan sub network pendukungnya, Bu @susipudjiastuti, netizen, dan media mainstream," tuturnya.

Lebih lanjut Ismail mengatakan cuwitan yang paling populer terkait narasi 'Sunda' dibuat oleh Ridwan Kamil, ketika meminta Arteria minta maaf.

Postingan itu disukai lebih dari 11 ribu akun, lebih dari 3 ribu pengguna meretweet, dan 576 warganet quote tweet.

[Gambas:Twitter]

Berikutnya akun @txtdaribdg_ membagikan foto baliho besar di trotoar Bandung bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda'. Unggahan tersebut disebut Ismail juga paling banyak dibagikan oleh warganet.

Di samping itu Ismail juga membeberkan analisis kemarahan warganet di jagat maya. Menurutnya, netizen dengan kondisi 'marah' mendominasi di jagat Twitter.

Sedangkan berdasarkan hasil analisis akun robot atau BOT dari Drone Empirit mengatakan narasi 'Sunda' banyak digaungkan oleh akun asli.

"Bot score secara keseluruhan 1.91 (hijau), yang artinya percakapan tentang "Sunda" dalam beberapa hari ini adalah natural," tuturnya.

Ismail menyimpulkan, narasi 'Sunda' usai Arteria Dahlan diduga rasis saat mengomentari Jaksa Agung di Komisi III DPR, dianggap menyinggung masyarakat sunda.

"Dari tokoh (Gubernur Jabar) hingga masyarakat Sunda merespon cukup keras dengan khas Sunda," tuturnya.

Reaksi dari kemarahan tersebut, kata Ismail, menghasilkan baliho, tagar, video parodi sebagai bentuk kritik. Namun tak jarang banyak kritik yang disampaikan dalam narasi humor.