Akun Wechat PM Australia Dilaporkan Diretas dan Dihapus

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jan 2022 06:00 WIB
Ilustrasi WeChat. (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Australia menyebut WeChat telah menghapus akun Perdana Menteri Scott Morrison yang sebelumnya diretas dan mengarahkan pengikutnya ke situs yang menyediakan informasi untuk warga China-Australia.

Penghapusan akun itu pertama kali dikonfirmasi oleh ketua Komite Gabungan Parlemen Australia untuk Intelijen dan Keamanan, James Paterson pada Senin (24/1).

Dalam wawancara dengan media Australia, Paterson mengatakan bahwa akun Morrison telah diambil alih dan diganti namanya.

"Akunnya telah diretas. Akun Morrison di platform [WeChat] sekarang dialihkan ke akun dengan nama 'Australian Chinese New Life'," kata Paterson Senin (24/1).

Sebagai informasi, WeChat adalah salah satu aplikasi perpesanan instan yang paling banyak digunakan di China. Saat ini diklaim sebanyak 1,2 miliar pengguna aktif terhubung di aplikasi tersebut, di antaranya digunakan diaspora China.

Morrison memiliki 76 ribu pengikut di akum WeChat-nya. Akun itu ia gunakan untuk berkomunikasi dengan orang Australia keturunan China.

Dikutip dari CNN, tertanggal 5 Januari semua bisnis dan fungsi akun Morrison telah dialihkan ke Australian Chinese New Life. Akun yang ditautkan ke perusahaan teknologi yang berbasis di provinsi Fujian, China.

Dalam wawancara lain dengan Sky News Australia, Paterson mengatakan pemerintah mulai mengalami kesulitan mengunggah konten ke akun Morrison sejak pertengahan 2021.

"Pemerintah telah secara langsung meminta WeChat untuk memulihkan akses," katanya.

"Tidak ada tanggapan yang diberikan kepada pemerintah," tambah Paterson.

Perusahaan pemilik WeChat, Tencent, enggan berkomentar kepada CNN terkait penghapusan akun milik PM Australia itu.

Paterson menduga penghapusan akun PM Australia itu sehubungan dengan ketegangan antara China dan Australia. Ia berspekulasi bahwa hal itu mungkin terkait ketegangan dalam diskusi para pemimpin dunia pada KTT G7 tahun lalu.

Dikutip Reuters, WeChat sebelumnya banyak dikritik dan dilarang beroperasi di berbagai negara seperti di Amerika Serikat. WeChat dianggap memiliki hubungan dengan pemerintah China.

WeChat dituding berpotensi mengancam keamanan privasi para penggunanya di AS yang dapat dikelola oleh partai Komunis China. Dengan demikian pemerintahan yang saat itu dipimpin Donald Trump itu akhirnya melarang WeChat beroperasi pada 2020.

Saat itu, Tencent menekankan bahwa versi WeChat internasional terpisah dari aplikasi yang beroperasi di China. Selain itu Tencent mengklaim bahwa pengolahan data pengguna sudah 'sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku'.

(can/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK