Studi Baru Sangkal Temuan Air di Mars

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jan 2022 06:00 WIB
Penelitian terbaru ilmuwan meyakini bukti air di Mars pada 2018 diyakini hanyalah batuan vulkanik.
Ilustrasi permukaan mars. (Tangkapan layar web nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para ilmuwan telah menemukan air yang terlihat di bawah permukaan Mars pada 2018. Namun berdasarkan penelitian terbaru temuan itu kemungkinan bukan air, melainkan diduga batuan vulkanik.

Penelitian terbaru yang dilakukan University of Texas menjelaskan suhu dan tekanan di Mars membuktikan tidak mungkin ada air di planet merah itu.

"Agar air dapat bertahan sedekat ini dengan permukaan, Anda memerlukan lingkungan yang sangat asin dan sumber panas yang dihasilkan secara lokal, tetapi itu tidak sesuai dengan apa yang kita lakukan," ujar Ilmuwan planet dari Institut Geofisika, Cyril Grima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan menyarankan penampakan itu bisa jadi adalah batu vulkanik yang terkubur di bawah es, dan bukan air sama sekali. Cairan itu diduga terlihat di bawah kutub selatan Mars yang tertutup es pada 2018.

Tim peneliti menguji teori mereka dengan melihat bagaimana planet akan muncul jika dilihat melalui satuan mil es. Hal ini memungkinkan mereka membandingkan fitur di seluruh planet dengan yang ada di bawah kutub Mars.

Sebelumnya Grima memperhatikan pantulan terang seperti apa yang terlihat pada 2018. Tetapi mereka tersebar di berbagai titik Mars, yang mengindikasikan lokasi daratan vulkanik.

Aliran lava yang kaya kandungan zat besi disebut Grima dapat meninggalkan bebatuan, yang dapat menghasilkan pantulan cahaya serupa. Temuan itu bisa disalah artikan sebagai air.

Meskipun penelitian ini tampak seperti berita mengecewakan, namun temuan ini dianggap menjadi pemantik peneliti untuk mengetahui lebih lanjut tentang planet terdekat Bumi ini.

"Keindahan dari temuan ini memberi kita tempat yang sangat tepat untuk mencari bukti danau dan dasar sungai kuno, dan menguji hipotesis yang lebih luas dari iklim Mars selama miliaran tahun," kata Ahli geofisika di York University, Isaac Smith.

Lebih lanjut Smith percaya bahwa pantulan cahaya itu disebabkan jenis tanah liat yang terbuat ketika batuan terkikis di dalam air, dikutip Sky News.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, didasari data tiga tahun lalu dari Mars Advanced Radar for Subsurface and Ionosphere Sounding (Marsis), menggunakan instrumen radar Mars Express milik Badan Antariksa Eropa, dikutip Daily Mail.

(can/fea)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER