Rumit Evakuasi Rayan, Buldoser Parit Hingga Risiko Sumur Runtuh
Proses penyelamatan Rayan Awram, bocah lima tahun yang terperangkap di sebuah lubang di Maroko berakhir duka.
Awalnya, petugas penyelamat mencoba menariknya dari sumur sedalam 30 meter dan berdiameter 45 sentimeter tempat dia jatuh pada Selasa (1/2) sore waktu setempat.
Seorang kerabat laki-laki Rayan mengatakan bahwa keluarga pertama kali menyadari Rayan hilang ketika mereka mendengar tangisan, lalu mengarahkan ponsel dengan lampu dan kamera untuk mencoba mencari sumber suara.
"Dia menangis 'keluarkan saya'," kata kerabat itu, sepertik dikutip dari Reuters.
Tim penyelamat tidak langsung mengeluarkan Rayan dari lubang karena takut dinding sumur runtuh, sehingga mereka melakukan pendekatan lain.
Pertama, mereka membuldoser parit yang berada di sebelah sumur, kemudian mereka membuat terowongan secara horizontal dari parit ke dasar sumur, berbelok arah ketika penggalian mereka menabrak penghalang batu padat di dasar penggalian.
Tim penyelamat terus berusaha melakukan penggalian meski beberapa kali menemui rintangan. Hingga pada Sabtu (5/2) sore, kabar yang beredar mengatakan bahwa tim penyelamat akan menembus sumur dan dapat menyelamatkan Rayan dalam waktu sekitar dua jam.
Kemudian sekitar pukul 21:30, sorak-sorai kegembiraan pecah dari ratusan penonton dan tim penyelamat yang berkumpul selama hampir sepekan ketika melihat Rayan berhasil dibawa keluar.
Saat tubuh Rayan dibawa ke ambulans, tim penyelamat berkerumun di sekelilingnya, sehingga sulit mengetahui apakah dia masih hidup atau sudah meninggal.
Beberapa menit berselang, Raja Maroko, Mohammed VI memanggil orang tua Rayan, Khaled Oram dan Wassima Khersheesh untuk menyampaikan rasa dukanya.
Proses penyelamatan yang berlangsung hampir sepekan ini berujung tragis karena nyawa Rayan tak bisa diselamatkan.
Dilansir dari NY Times, video dari tempat kejadian menunjukkan penyelamat secara manual mengebor ke samping ke arah sumur tempat Rayan berada. Proses penyelamatan yang diterangi headlamp tersebut juga diiringi doa dan teriakan penyemangat dari orang-orang yang berkumpul di atas tanah.
Proses penyelamatan disebut berjalan cukup lambat karena hujan dan batuan keras yang menghalangi pengeboran.
(lom/fea)