Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan penyebab wilayah Kota Cilegon berpotensi mengalami gempa yang disertai tsunami setinggi 8 meter.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan sekurang-kurangnya terdapat empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area Cilegon.
Hal itu terdiri dari Zona Sumber Gempa Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami; Zona Sesar Mentawai, Sesar Semangko, dan Sesar Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami; Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami; dan Gunung Anak Krakatau yang jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan penelitian dan pemodelan yang dilakukan BMKG, jika terjadi gempa yang bersumber di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi gempa dengan kekuatan hingga magnitudo 8,7," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Rabu (16/2).
Akibat gempa tersebut, diperkirakan kawasan Cilegon akan mengalami guncangan mencapai skala intensitas VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat.
Dia juga menambahkan gempa bumi dengan magnitudo maksimum 8,7 akan memicu potensi tsunami dengan ketinggian diperkirakan bisa mencapai 8,28 meter di sekitar kawasan Pelabuhan Merak (Kota Cilegon).
Tsunami tinggi tersebut dikarenakan posisi pelabuhan yang berada pada Teluk yang menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar.
"Posisi ini memungkinkan terjadinya amplifikasi atau penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut," paparnya.
Lalu dampak dari tsunami tersebut kemungkinan akan menimbulkan genangan yang diperkirakan mencapai jarak terjauh sekitar 1,5 kilometer dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, dan Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon.
Semua wilayah tersebut akan tergenang karena termasuk kawasan dengan topografi landai.
Selain tsunami, bencana tambahan juga dapat terjadi di wilayah tersebut sebagai dampak dari gempa dan tsunami yang terjadi.
"Bencana ikutan akibat gempabumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia berbahaya, ledakan bahan kimia, atau pun tumpahan minyak," tuturnya.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan Cilegon dikenal sebagai kota industri lantaran banyaknya industri penting di kota tersebut. Sehingga jika terjadi gempa bumi yang diikuti tsunami, akan banyak kerugian yang terjadi sebagai dampak dari bencana tersebut.
(asa/lom/asa)