Ahli China Klaim Temukan Inti Bumi dan Masih Misterius

CNN Indonesia
Jumat, 18 Feb 2022 19:02 WIB
Tim menggunakan metode gelombang seismik guna memahami komposisi inti Bumi, kendati metode tersebut masih belum bisa membuktikan.
Ilustrasi inti dalam Bumi. (Foto: istockphoto/alxpin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim peneliti dari Institut Geokimia Akademi Ilmu Pengetahuan China menemukan bagian dari inti dalam Bumi yang berbentuk tidak padat.

Para ilmuwan menyebut inti Bumi terdiri dari subkisi besi padat bercampur unsur ringan seperti hidrogen, oksigen dan karbon.

Penelitian yang diunggah di Jurnal Nature pada 9 Januari itu berjudul 'Superionic iron alloys and their seismic velocities in Earth's inner core'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui kandungan yang ada di inti Bumi pada kedalaman 6.371 kilometer, tim menggunakan metode gelombang seismik guna memahami komposisi inti Bumi, kendati metode tersebut masih belum bisa membuktikan.

Sejauh ini, inti Bumi yang sangat panas masih menarik perhatian para peneliti. Ahli terus mencari apa yang terjadi di dalam sana.

"Kami menemukan hidrogen, oksigen, dan karbon dalam besi heksagonal yang dikemas rapat berubah menjadi keadaan superionik di bawah kondisi inti dalam, menunjukkan koefisien difusi yang tinggi seperti cairan," tulis tim dalam makalah baru mereka.

Ahli mereka-reka inti Bumi bisa berada dalam keadaan superionik daripada keadaan padat normal.

Sebagai informasi, supersonik adalah keadaan suatu materi yang memiliki bentuk antara cair, padat, dan gas. Tetapi dalam suhu tekanan yang sangat tinggi, materi tersebut memecahkan setiap molekul air, meninggalkan ion oksigen dan akhirnya memadat.

Di inti bumi yang panas, tim menggunakan simulasi komputer tentang bagaimana gelombang seismik akan melakukan perjalanan melalui kombinasi elemen yang berbeda.

Tim menemukan paduan besi padat dalam sisi kristal, sedangkan karbon, hidrogen, dan oksigen dapat berubah dengan cara yang sama seperti air superionik.

"Ini sangat tidak normal, pemadatan besi di batas inti bagian dalam tidak mengubah mobilitas elemen ringan ini, dan konveksi elemen ringan terus berlanjut di inti bagian dalam," ujar tim peneliti.

Karya penelitian ini tidak lantas menjadi penelitian akhir tentang masalah pencaritahuan inti Bumi. Kesimpulan jurnal ini memberikan pemodelan untuk kandungan besi yang lebih lunak namun tak begitu padat.

Penelitian ini diakui belum menjawab pertanyaan seputar apa yang terjadi di inti Bumi, dan bagaimana inti Bumi berproses di dalamnya. Para ahli memprediksi masih jauh untuk menyimpulkan bagaimana inti Bumi terbentuk menurut laporan Science Alert.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER