Aplikasi peta digital macam Google Maps cukup membantu pengguna kendaraan untuk memandu perjalanan agar tidak tersesat. Aplikasi ini memungkinkan pengendara tanpa perlu bertanya ke orang sekitar.
Namun sejumlah kasus kerap terjadi saat penggunanya malah hilang arah, atau salah jalan ketika keliru terhadap arahan peta digital tersebut.
Contoh terbaru yaitu saat Seorang pelajar berseragam SMP berinisial KS (16) salah jalan hingga masuk tol saat mengendarai motor dan melintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 0.800, Kamis (17/2) sekitar pukul 06.30 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengalami kecelakaan lantaran motornya terserempet mobil yang melintas di jalan bebas hambatan itu. Ditengarai KS masuk tol karena salah membaca peta digital Google Maps.
Agar tidak salah jalan, berikut panduan menggunakan peta digital Google Maps untuk kategori sepeda motor.
Pastikan sudah mengatur seting peta digital sesuai kebutuhan. Paling mudah adalah memastikan moda transportasi yang dipakai adalah mobil sehingga tidak diarahkan melalui jalan sempit yang hanya pas untuk sepeda motor atau pejalan kaki. Pelajari pula menu dan fitur lainnya seperti pilihan menggunakan jalan tol.
Tapi bila Anda pengguna motor, sesuaikan rute hanya untuk perjalanan motor. Hal ini untuk menghindari Anda agar tidak diarahkan melintas pada jalan bebas hambatan. Pilihan menggunakan mobil atau sepeda motor dengan menekan fitur yang tersedia sebelum memulai perjalanan.
Ini merupakan langkah paling penting yang wajib dijalankan. Sehabis memasukkan alamat yang dituju, jangan langsung meluncur menuju lokasi.
Baca terlebih dahulu rute yang ditunjukkan oleh peta digital untuk mengetahui akan diarahkan lewat mana untuk memberikan gambaran rute yang ditunjukkan guna mencegah tersesat.
Perhatikan juga kondisi kemacetan jalan yang ditandai oleh warna lajur merah. Pelajari rute alternatif berwarna abu-abu, siapa tahu justru rutenya lebih familiar, nyaman, dan cepat.
Usahakan untuk fokus melihat ke arah jalan dan tidak terlalu sering melempar pandangan ke layar ponsel karena berbahaya.
Pengendara bisa lebih fokus ke perintah suara yang keluar beriringan dengan arah yang dituju dari aplikasi peta digital sehingga konsentrasi mengemudi tidak terganggu. Jangan berbuat seenaknya seperti melawan arah.
Jangan percaya 100 persen pada peta digital, sebaiknya pelajari rambu yang ada mengingat akurasi aplikasi peta digital di Indonesia masih harus ditingkatkan.
Tidak perlu ragu untuk bertanya pada warga sekitar bila rute yang kita tempuh dirasa menyesatkan atau membuat bingung. Seperti, jika jalan diarahkan menuju pematang sawah atau masuk ke jalan sempit.
(ryh/mik)