China Bantah Roket yang Tabrak Bulan Milik Mereka

CNN Indonesia
Rabu, 23 Feb 2022 14:45 WIB
Dalam misi angkasa China mengklaim sebisa mungkin roket-roketnya minim menimbulkan kerusakan.
Ilustrasi roket China yang disebut akan hantam Bulan. (Foto: AP/Mark Schiefelbein)
Jakarta, CNN Indonesia --

China membantah roket yang akan tabrak Bulan pada 4 Maret 2022 adalah milik mereka. Dalam misi angkasa China mengklaim sebisa mungkin roket-roketnya minim menimbulkan kerusakan.

Sebelumnya sebuah roket dilaporkan akan menabrak Bulan bulan depan. Awalnya roket diduga bagian dari roket Falcon 9 milik SpaceX yang meluncurkan Satelit Deep Space Climate Observatory pada Februari 2015. Namun dugaan terbaru dari astronom dan pelacak luar angkasa bernama Bill Gray menyebut roket tersebut berasal dari misi Chang'e 5-T1 yang dilaksanakan pada 2014.

Dilansir dari The Verge, dugaan Gray tersebut didukung oleh analisis dari Jet Propulsion Laboratory NASA dan oleh tim di University of Arizona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi dugaan tersebut, Menteri Luar Negeri China menyebut roket dari misi tersebut telah dihancurkan sejak setelah peluncuran.

"Menurut pemantauan China, bagian atas roket yang terkait dengan misi Chang'e-5 masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar habis," kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin pada Senin (21/2) di situs web pemerintah China.

Wang mengacu pada misi uji yang dikenal sebagai Chang'e-5-T1, pendahulu dari misi Chang'e 5 yang lebih terkenal karena berhasil membawa sampel bulan kembali ke Bumi pada Desember 2020.

Klaim China mengenai roketnya tersebut diperkuat oleh data pelacakan dari Skuadron Kontrol Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS. Data tersebut menunjukkan roket China memasuki kembali atmosfer pada Oktober 2015.

China telah dikritik dalam beberapa tahun terakhir karena menyebabkan puing-puing luar angkasa. Hal paling terbaru adalah masuknya kembali roket besar Long March 5B ke atmosfer Bumi pada Mei 2021 yang untungnya tidak menimbulkan korban.

Selain itu, pada November 2021, puing-puing sisa uji anti-satelit Tiongkok yang dilakukan pada 2007 membuat Stasiun Luar Angkasa Internasional harus melakukan manuver mengelak untuk melindungi keselamatan awaknya.

Meski terdapat rentetan kasus tersebut, Wang menyebut China menyadari standar ruang angkasa internasional mengenai pentingnya pembersihan puing-puing ruang angkasa untuk menghindari tabrakan di orbit atau kerusakan di Bumi dari objek yang masuk kembali ke atmosfer.

"Upaya kedirgantaraan China selalu sesuai dengan hukum internasional. Kami berkomitmen untuk sungguh-sungguh menjaga keberlanjutan jangka panjang kegiatan luar angkasa dan siap untuk melakukan pertukaran dan kerja sama ekstensif dengan semua pihak," ujar Wang dalam pernyataan itu, seperti dikutip Space.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER