Kenaikan pengguna berbagai ruang digital, termasuk layanan e-wallet sangat mendukung memudahkan aktivitas transaksi uang digital di Indonesia. Namun penggunaan dompet digital itu harus diantisipasi bagian sistem keamanannya.
Sebelumnya menurut International Data Corporation (IDC) Infobrief yang didukung 2C2P memprediksi ada penambahan pengguna baru e-wallet sebanyak seperempat miliar di Asia Tenggara pada 2025. Lebih dari setengah dari angka tersebut, tepatnya 130 juta pengguna baru akan berasal dari Indonesia.
Pakar keamanan siber dari CISSReC, Pratama Persadha menyebut penyedia layanan harus mengantisipasi kemungkinan lonjakan yang terjadi, terutama dari segi keamanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyedia layanan harus menyiapkan perangkat lunak dan perangkat keras yang memadai sebelum lonjakan terjadi," kata Pratama kepada CNNIndonesia.com melalui pesan teks.
"Misalnya pusat data yang dapat menampung lonjakan traffic secara tiba-tiba. Jangan sampai e-Wallet yang hendak digunakan tiba-tiba saja mati karena pengaruh dari lonjakan pemakai di waktu tertentu," imbuhnya.
Pratama menyebut sebuah sistem tidak pernah 100 persen aman dan berpotensi mengalami serangan siber dan peretasan.
Salah satu kasus siber yang pernah terjadi pada e-wallet menimpa AliPay dan WeChat Pay di China pada 2014. Kedua platform tersebut terpaksa menghentikan layanannya sementara dalam waktu lama, padahal keduanya merupakan alat pembayaran utama di sebagian besar dompet digital di China.
Pratama menyebut penghentian sementara layanan AliPay dan WeChat Pay saat itu karena banyak fraud yang terjadi. Fraud tersebut berupa QR Code palsu yang tersebar di berbagai tenant.
Maka dari itu, perlu ada penguatan dari berbagai sisi untuk mengantisipasi lonjakan pengguna yang mungkin terjadi.
"Pengamanan harus ada di semua sisi, tidak hanya di sisi server dari developer, namun juga pengamanan ada di aplikasi pengguna. Pengamanan seperti enkripsi seharusnya menjadi standar bagi eWallet," ujar Pratama.
Selain itu, Pratama juga menyebut perlunya literasi digital dari penyedia layanan kepada para calon pengguna e-wallet yang jumlah akan terus meningkat.
Di Indonesia sendiri layanan e-wallet telah banyak tersedia dan penggunaannya sudah cukup luas di berbagai jenis tenant, mulai dari yang berada di pusat perbelanjaan seperti mall, cafe, hingga warung pinggir jalan.
(lom/mik)