Potensi Bencana Nuklir PLTN Terbesar Eropa yang Diserang Rusia

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 12:03 WIB
PLTN Zaporizhzhia di Ukraina terbakar setelah diserang Rusia. Jika meledak, bencana nuklir yang terjadi bisa 10 kali lebih parah dari Chernobyl.
Salah satu dari enam reaktor nuklir PLTN Zaporizhzhia dilaporkan terbakar karena diserang Rusia. (Zaporizhzhya NPP via REUTERS/Zaporizhzhya NPP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Reaktor nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, dilaporkan terbakar akibat serangan militer Rusia pada Jumat (4/3) dini hari. Serangan di PLTN itu terbilang menakutkan karena Zaporizhzhia merupakan PLTN terbesar di seluruh Eropa.

Dibangun pada 1979, dan mulai beroperasi pada 1984, PLTN ini juga merupakan yang terbesar ke-9 di dunia. 

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan jika PLTN Zaporizhzhia meledak, maka efek yang ditimbulkan bisa mencapai 10 kali lipat lebih parah dibanding Chernobyl.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PLTN Zaporizhzhia punya enam reaktor nuklir yang total menghasilkan listrik hingga 6.000 megawatt. Sementara Chernobyl hanya menghasilkan listrik sebesar 1.000 megawatt. 

Dikutip dari Greenpeace, PLTN Zaporizhzhia menghasilkan 19 persen listrik Ukraina pada 2020. Terdapat enam reaktor besar dan enam kolam pendingin dengan ratusan ton bahan bakar nuklir radioaktif tinggi.

Tiga reaktor saat ini beroperasi dan tiga telah ditutup sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, menurut laporan The Guardian.

Dalam skenario terburuk, di mana ledakan menghancurkan penahanan reaktor dan sistem pendingin, PLTN Zaporizhzhia berpotensi melepaskan radioaktivitas dari inti reaktor.

Jika kolam bahan bakar nuklir terbakar, bekas kebakaran meluap ke atmosfer dan dapat menciptakan bencana yang juga jauh lebih buruk daripada bencana PLTN Fukushima Daiichi pada 2011.

Pihak berwenang Ukraina pada Jumat pagi mengatakan fasilitas itu diamankan dan 'keamanan nuklir sekarang dijamin'.

Sebelumnya, regulator atom Ukraina juga melaporkan kepada Badan Energi Atom Internasional, tidak ada perubahan tingkat radiasi di lokasi PLTN Zaporizhzhia.

Sementara pihak berwenang Amerika Serikat mengatakan informasi terbaru mereka tidak menunjukkan indikasi peningkatan tingkat radiasi di area PLTN.

Menteri Energi AS, Jennifer Granholm, mengatakan reaktor dilindungi oleh struktur penahanan yang kuat dan reaktor sedang ditutup dengan aman.

Bencana Chernobyl dan Fukushima

Dalam ledakan Chernobyl akibat kegagalan uji coba pada 26 April 1986, dua pekerja meninggal dunia. Sebanyak 28 lainnya meninggal dunia dalam jangka waktu tiga bulan setelahnya akibat terpapar radiasi.

Daerah yang berjarak 30 kilometer dari lokasi ledakan menjadi 'zona eksklusif' dan tak dapat dihuni hingga kini akibat radiasi nuklir.

Sementara itu, PLTN Fukushima, ledakan terjadi akibat gempa dan tsunami yang melanda Jepang pada 2011.

Akibatnya, 16 pekerja terluka akibat ledakan yang terjadi. Selain itu, puluhan lainnya terpapar radiasi kala berupaya mendinginkan reaktor nuklir dan menstabilkan PLTN. Pemerintah Jepang kemudian memberlakukan zona 'eksklusif' sepanjang 30 km di sekitar PLTN, sekitar 47 ribu penduduk juga dievakuasi.

(can/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER