Bahaya Cas Power Bank di Bus Bagi yang Tak Paham Kelistrikan

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 14:39 WIB
Cas power bank, ponsel dan gadget lain di bus atau mobil pribadi harus diwaspadai standar kelistrikannya.
Ilustrasi bus terbakar disebabkan mengalami korsleting atau ada penggunaan arus daya yang tidak sesuai. (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Insiden kebakaran bus di jalan tol Pandaan-Malang kilometer 61 arah Malang, Jawa Timur, Minggu (6/3) pagi, menjadi perhatian banyak pihak. Bus terbakar tersebut disebabkan mengalami korsleting atau ada penggunaan arus daya yang tidak sesuai.

Menurut polisi, penggunaan arus daya yang tidak sesuai seperti mengecas perangkat yang mudah digenggam seperti power bank.

Pakar Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat menjelaskan ada potensi bahaya cas power bank di bus atau mobil pribadi jika tidak memperhatikan instalasi kabel. Ada sejumlah pemicu terjadinya kebakaran pada sebuah kendaraan dampak dari proses pengecasan yang menyalahi aturan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama yaitu besaran beban listrik, kekuatan dari kapasitas beban, dan pengaman instalasi listrik di mobil maupun di bus.

"Jadi bus atau kendaraan yang menyediakan sarana untuk cas harus menyediakan bahwa salurannya jangan sampai nanti jadi panas karena kelebihan beban," ujar Syarif kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (8/3).

Lebih lanjut ia menjelaskan setiap kendaraan yang memiliki fasilitas pengisian daya disarankan memiliki banyak cadangan sistem pengamanan listrik, berupa sekering maupun komponen pemutus aliran listrik (MCB).

Hal itu disebutnya agar saat terjadi korsleting, sistem keamanan sudah bisa mengantisipasinya dengan memutus arus sehingga tidak terjadi kebakaran.

"Harus cukup backup pengamanan berupa sekering ataupun MCB yang akan jatuh (turun) bila bebannya berlebih. Kalau di rumah beban berlebih kan jatuh mcbnya, terputus," pungkasnya.

Meski demikian ia tak melarang pengisian daya power bank dilakukan di bus, namun, ia menyarankan untuk mengetahui kapasitas kelistrikan dan kualitas power bank yang hendak diisi.

Itu karena kualitas komponen baterai di power bank bisa ada risiko meledak saat dicas, baik itu di kendaraan maupun di rumah.

Syarif juga menyarankan untuk KNKT membuat regulasi tentang kendaraan umum yang memberikan sarana pengisian daya untuk penumpang, agar sistem keamanan listrik di kendaraan lebih memadai.

"Yang penting di regulasi dan disertifikasi betul sehingga batas amannya ada. Jadi misalnya ditentukan bahwa maksimumnya cadangan bisa menampung 10KW kalau lebih ya pengamannya harus bekerja," tuturnya.

(can/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER