Mencari Penyebab Suara Dentuman di Langit

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 11:25 WIB
Di abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi, fenomena dentuman langit dikaitkan sebagai bentuk "kemarahan Tuhan".
Ilustrasi suara gemuruh dan dentuman di langit. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Suara gemuruh atau dentuman di langit kerap ditemui di wilayah Indonesia. Fenomena yang belum terungkap sumber suara ini membingungkan sejumlah pihak.

Di abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi, fenomena dentuman langit dikaitkan sebagai bentuk "kemarahan Tuhan". Di masa tersebut, ilmuwan Amerika Serikat (AS), mengakhiri anggapan tersebut setelah eksperimen layang-layang, kunci, dan kilatnya membuktikan, peristiwa semacam ini bukan amarah Tuhan, melainkan sebuah fenomena alam.

Salah satu penyebab dentuman di langit adalah petir. Guntur disebabkan oleh pemanasan yang cepat yang kemudian mengalami pendinginan udara dari petir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petir sangat panas, jadi ketika melewati udara, ia memanaskan udara dengan sangat cepat. Panas ini menyebabkan ekspansi cepat pada udara. Ekspansi tersebut kemudian diikuti segera oleh kontraksi cepat udara tersebut dikarenakan pendinginan.

Proses ini mengirimkan gelombang kejut melalui atmosfer, yang menghasilkan suara yang kita sebut sebagai guntur.

Jika petir menyambar dalam jarak dekat, guntur akan terdengar seperti retakan atau ledakan. Sedangkan jika guntur disebabkan petir yang jauh, ia akan bergemuruh dan perlahan memudar.

Selain petir, suara gemuruh di langit juga dapat disebabkan oleh beberapa fenomena alam lain. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyebut Bumi memiliki "emisi suara alami".

"Jika manusia memiliki antena radio dan bukan telinga, kita akan mendengar simfoni yang luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita. Para ilmuwan menyebutnya 'tweaks,' 'whistlers' dan 'sferics.'" kata NASA, seperti dikutip OSR.

"Mereka terdengar seperti musik latar dari film fiksi ilmiah flamboyan, tapi ini bukan fiksi ilmiah. Emisi radio alami bumi adalah nyata dan, meskipun kebanyakan kita tidak menyadarinya, mereka ada di sekitar kita sepanjang waktu." tambahnya.

Para ilmuwan telah menganalisis rekaman suara dan menemukan sebagian besar berada dalam kisaran frekuensi yang tidak terdengar oleh manusia.

Suara yang dapat didengar manusia disebut hanya sebagian kecil dari semua sumber suara-suara ini.

Dalam geofisika, mereka disebut gelombang akustik-gravitasi. Gelombang ini terbentuk di atmosfer atas pada batas atmosfer dan ionosfer.

Beberapa fenomena alam yang berpotensi menyebabkan suara ini adalah gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, tsunami.

Suar matahari dan aliran energi yang dihasilkan juga dapat menyebabkan suara-suara ini. Saat suar Matahari bergerak menuju Bumi, ia mengacaukan magnetosfer, ionosfer, dan atmosfer bagian atas.

Dampak gelombang kejut pada angin Matahari dan semburan radiasi elektromagnetik sering menjadi penyebab utama gelombang gravitasi akustik selama aktivitas Matahari.

Terbaru suara gemuruh di langit Yogyakarta. Sumber suara diduga disebabkan pergerakan pesawat di atas 20 ribu kaki. Suara itu menghasilkan fenomena sonic boom.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Rabu (9/3), membenarkan pihaknya tengah menggelar latihan pertahanan udara menggunakan pesawat tempur di wilayah Yogyakarta ketika suara gemuruh membuat heboh warga.

Jika terbukti suara gemuruh di langit Yogya disebabkan mesin pesawat, artinya tidak ada fenomena alam yang terjadi saat itu.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER