Suara dentuman atau gemuruh di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bisa jadi akan tetap misterius jika TNI AU tidak mau mengungkap bahwa itu berasal dari latihan pesawat tempur. Kasus suara dentuman cukup banyak terjadi di Indonesia, namun tidak semua sumbernya diketahui pasti hingga sekarang.
Dentuman di DIY dijelaskan TNI AU berasal dari pesawat tempur yang sedang terbang dan melakukan manuver di wilayah tersebut. Pesawat terbang menimbulkan fenomena bernama sonic boom yang kemudian didengar warga di darat sebagai dentuman.
Lihat Juga : |
Selain yang terjadi di DIY, berbagai suara dentuman dan gemuruh pernah dilaporkan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, berikut daftarnya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 11 April 2020 dini hari dentuman terdengar warga di sebagian wilayah Bogor, Sukabumi, Depok, Pelabuhan Ratu, DKI Jakarta dan Tangerang, Tangerang Selatan, Cileduk, hingga Serang.
Lalu dentuman misterius itu terjadi lagi pada 11 Mei 2020 pada dini hari. Sebagian orang di Ngawi, Sragen, Boyolali, hingga Grobokan melaporkan mendengar suara dentuman misterius tersebut.
Dentuman ketiga terjadi pada 21 dan 22 Mei 2020. Sebagian orang yang tinggal di Kota Bandung dan sekitarnya mengaku mendengar dentuman misterius tersebut.
BMKG menyatakan suara dentuman yang terjadi pada tanggal 11 April dan 11 Mei bukan dari aktivitas Litosfer (bagian kulit Bumi) atau atmosfer. Dari data-data yang ada, BMKG menduga sumber dentuman berasal dari aktivitas di ionosfer.
Pada Juli 2021, suara gemuruh dilaporkan terdengar warga Kota Bandung, Jawa Barat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena ini tak terkait fenomena alam seperti petir.
Seorang warga yang mereka suasana gemuruh menduga sumber suara berasal dari pesawat di Bandara Husein Sastranegara.
Pihak Lanud Husein sendiri meragukan suara tersebut berasal dari pesawat.
Pada September 2021, sebuah dentuman keras di langit Riau mengagetkan sejumlah warga di provinsi tersebut, terutama wilayah Rokan Hulu.
Sejumlah warga mengaku melihat sesuatu seperti meteor di langit saat dentuman terjadi.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menduga dentuman tersebut berasal dari meteor sporadis.
Gempa Bumi M5,3 mengguncang wilayah Maluku Tengah pada Senin (4/10) malam. Saat gempa terjadi, warga di wilayah terdampak mengaku mendengar dentuman keras dari arah Laut Banda.
Suara dentuman keras tersebut membuat warga panik dan berlarian mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
Meski tidak terdengar ke Indonesia, letusan gunung berapi bawah laut di Tonga menjadi fenomena yang perlu mendapat perhatian.
Letusan gunung api yang menyebabkan tsunami ini dilaporkan menghasilkan dentuman yang cukup kencang.
Suara dentuman dari letusan gunung berapi terdengar seperti gemuruh guntur selama sekitar delapan menit.
Suara tersebut bahkan terdengar jelas hingga Fiji, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari lokasi letusan.
Suara gemuruh juga dilaporkan terdengar di wilayah sekitar Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Februari lalu.
Sejumlah warga menduga gemuruh berasal dari aktivitas gunung tersebut.
Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menyatakan suara bukan berasal dari aktivitas gunung aktif, melainkan karena ada aktivitas uap panas bumi di Kamojang.
Warga desa di sekitar lereng Gunung Semeru, Lumajang Jawa Timur (Jatim) dilaporkan kembali merasakan terpaan hujan abu pada Kamis (3/3). Di tengah terpaan hujan abu tersebut, warga juga mendengar suara dentuman yang cukup keras, sehingga membuat mereka berlarian ke luar rumah.
(lom/fea)