Dampak Salju di Puncak Jayawijaya Papua Meleleh

CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2022 21:00 WIB
BMKG membeberkan dampak salju di Puncak Jayawijaya Papua meleleh.
Es mencair di Puncak Jayawijaya Papua. (Foto: Google Earth)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap dampak yang akan terjadi jika salju abadi di puncak Gunung Jayawijaya, Papua, meleleh dan punah.

Donaldi Permana, Koordinator Bidang Litbang Klimatologi BMKG menjelaskan dampak pertama yang akan terjadi adalah Indonesia kehilangan wisata puncak Puncak Jayawijaya sebagai karakter atau ciri khas Papua.

"Dampak yang dihasilkan di antaranya Indonesia akan kehilangan ikon es abadi di (kawasan) tropis," kata Donaldi melalui pesan singkat, Rabu (23/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian kondisi ini juga berdampak kepada peningkatan tinggi muka laut (sea level rise), meski diakui tidak signifikan karena luas es tak terlalu besar.

Dampak lain, ia mengatakan dari segi budaya sebab di sekitar Puncak Jaya ada suku yang menganggap es Puncak Jaya sebagai tempat sakral.

"Dengan hilangnya es, akan berdampak terhadap suku lokal tersebut. Dampak lainnya yang mungkin adalah terhadap kehidupan flora dan fauna di sekitar es Puncak Jaya. Namun, hal ini masih belum dieksplorasi lebih jauh," kata dia.

Secara umum, pencairan es di dunia terjadi mulai 1850 saat awal revolusi Industri. Saat itu, luas es di Puncak Jaya diestimasi sekitar 20 km2. Kemudian dalam 20 tahun terakhir, luas es Puncak Jaya terus menipis menjadi 2 km2 pada 2002, 1,8 km2 pada 2005; 0,6 km2 pada 2015, 0,46 km2 pada Maret 2018, dan 0,34 km2 pada Mei 2020.

Di sisi lain, pengukuran pertama tebal es dilakukan oleh tim BMKG bekerjasama dengan The Ohio State University (USA) pada 2010 dengan tebal es 32 meter.

Kemudian 27 meter pada 2015, 22 meter pada 2016 (dikarenakan EL Nino Kuat), dan 8 meter pada 2021. Dengan kondisi seperti ini, pada tahun 2025-2027, kemungkinan es pada puncak gunung itu akan punah.

Penyebab

Faktor pemanasan global merupakan faktor awal dan utama dalam penyusutan es di Papua. Akan tetapi, dampak lanjutan dari pencairan es Papua juga mempercepat laju penyusutan, diantaranya karena suhu meningkat, maka hujan yang dulunya turun sebagai salju di puncak es, kini turun berupa air hujan dan mengikis es.

Kedua, semakin mencairnya es membuat batuan di sekitar es semakin luas dan berwarna gelap. Permukaan batuan ini kemudian menyerap panas lebih banyak sehingga mencairkan es dari bagian samping dan bawah.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER