Jelang Migrasi TV Digital, Pedagang Siap Pajang Antena-STB Bersamaan

CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2022 08:18 WIB
Pedagang mulai berharap penjualan antena UHF akan tinggi saat peralihan tv analog ke tv digital dan start coba-coba jualan set top box.
Ilustrasi antena UHF. Antena jenis ini bisa dipakai untuk menangkap siaran TV digital selama terkoneksi dengan STB. (Foto: iStockphoto/NARIN EUNGSUWAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Analog Switch Off (ASO) atau penghentian layanan siaran TV analog tak membuat antena Ultra High Frequency (UHF) hilang dari etalase toko.

Tahap pertama ASO akan mulai dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 30 April. Masyarakat yang tinggal di area tahap pertama tak akan lagi bisa menikmati siaran TV analog dan harus beralih ke TV digital.

Membeli produk TV baru yang spesifikasinya sudah bisa menangkap siaran TV digital mungkin bukan pilihan banyak orang.

Ada alternatif buat mengatasi hal itu yaitu memakai perangkat tambahan Set Top Box (STB) pada TV analog yang ada di rumah. Cara ini tetap membutuhkan antena UHF sebagai penangkap sinyal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudi (53), pedagang antena di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjelaskan untuk mendapatkan siaran TV digital tetap memerlukan antena UHF.

"Kalau tanpa antena, daya tangkapnya jelek, dia akan no signal. Kalo STB doang dia enggak bisa, harus pakai antena," katanya saat diwawancara CNNIndonesia.com di tokonya pada Rabu (13/4).

"Semakin dia tinggi antenanya, semakin bagus sinyalnya," tambahnya.

Kebutuhan antena dan STB untuk mendapatkan sinyal TV digital merupakan peluang keuntungan bagi pedagang antena seperti Rudi. Dia menimbang kebutuhan itu akan tinggi seiring ASO berlangsung.

Rudi sendiri mengaku telah cukup mengetahui tentang TV digital sehingga tokonya juga telah mulai menjual STB.

Begitu pula dengan Riko (40) yang berjualan antena di bilangan Poltangan, Jakarta Selatan. Dia juga telah mulai berjualan meskipun hanya satu jenis.

"Harganya Rp200 ribu lebih sedikit. Cuma satu jenis, buat pelengkap aja," katanya.

Riko menyebut sejumlah pembeli di tokonya juga sudah mengetahui soal TV digital, tetapi dikatakan tak sedikit juga yang belum mengetahui soal hal itu.

Ketika ditanya soal potensi keuntungan dari berjualan antena UHF dan STB, Riko mengaku belum terpikirkan hal tersebut. Pasalnya penjualan antena di tokonya sendiri dikatakan tidak terlalu bagus.

Lain cerita dengan Yopi (27) yang berjualan antena sekaligus kebutuhan material bangunan di daerah Jatipadang Raya, Jakarta Selatan.

Yopi mengaku belum mengetahui soal migrasi TV analog ke TV digital. Sehingga ini merupakan kali pertama dia mendengar nama perangkat STB.

"Belum pernah sih [dengar STB]," katanya saat diwawancarai CNNIndonesia.com di tengah aktivitasnya berjualan.

Maka dari itu, Yopi juga belum memiliki rencana untuk berjualan STB karena baru mendengar soal perangkat tersebut.

"Belum tahu [akan jualan STB atau tidak], sekarang baru dengar," ujarnya.

Pedagang antena dan set top box di Poltangan, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022).Pedagang antena dan set top box di Poltangan, Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022). (CNN Indonesia/Loamy Noprizal)

Potensi keuntungan dari berjualan antena UHF dan STB bisa menjadi angin segar bagi para pedagang. Namun sosialisasi soal ASO tampaknya perlu diperluas agar masyarakat dan pedagang semakin tahu kebutuhan dua perangkat tersebut.

Sebetulnya siaran TV digital bisa didapatkan tanpa antena UHF dan STB selama produk TV memiliki spesifikasi menangkap siaran itu.

Perangkat TV yang sudah mendukung siaran digital dapat dilihat pada laman berikut ini.

(lom/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER