Mobilio sedang tersisih dari perhatian Honda di Indonesia dan sepertinya akan tetap dikucilkan dalam waktu lama. Model yang sempat punya mental menggulingkan Toyota Avanza itu sekarang cuma tersedia buat dibeli pengusaha mobil rental.
Saat ini Honda Prospect Motor (HPM) cuma menjual satu varian Mobilio, yaitu S transmisi manual (MT). Alasan strategi ini karena efisiensi produksi dan mengoptimalkan pasar besar Mobilio yakni pembeli borongan (fleet).
HPM telah memangkas habis produksi Mobilio sejak September 2021. Menurut data Gaikindo, pada bulan itu catatan produksi Mobilio 0 unit, sedangkan pada Agustus 240 unit dan Juli 540 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisinya tak membaik pada tahun ini karena pada Januari dan Februari produksinya pun kosong. Namun, kemudian pada Maret tercatat 300 unit hanya untuk satu varian S M/T.
Yusak Billy, Business Inovation and Marketing & Sales Director HPM menjelaskan produksi Mobilio surut lantaran krisis chip semi konduktor. Masalahnya, komponen chip semi konduktor Mobilio sama digunakan Brio sehingga HPM harus memilih yang mana lebih prioritas.
Billy mengatakan perusahaan memilih Brio lantaran permintaannya disebut lebih tinggi.
"Brio itu demand-nya tinggi banget, backorder bisa 2-3 bulan, bahkan di luar kota empat bulan. Kalau di daerah kecil, [misalnya] Parepare, sampai guilty ya kalau ke tempat sana," ucap dia di Jakarta, Rabu (21/4).
"Jadi karena pasokannya sama, kita prioritaskan Brio. Mobilio tunggu dulu, mohon maaf," katanya lagi.
Menurut Billy, Mobilio tidak disuntik mati. Menurut informasi dari detik, produksinya disesuaikan. Strategi yang diterapkan HPM yaitu cuma memproduksi varian S MT karena dirasa sesuai kategori permintaan terbesarnya.
"Karena demand yang ada sekarang, yang diminta konsumen itu untuk fleet dan korporasi. Itu S MT bisa 80 persen dari total [penjualan Mobilio], dulu 60-70 persen itu ya fleet," kata dia.
Mobilio pertama kali meluncur pada 2014 di Indonesia. Lalu setahun kemudian strategi HPM terbaca menjual Mobilio untuk konsumen fleet, salah satunya sebagai armada taksi Blue Bird. Mobilio bahkan merajai penjualan Honda beberapa bulan usai peluncuran.
Saat ditanya mengapa produksi Mobilio kini cuma disisakan untuk S MT, Billy menjelaskan lebih detail lantaran permintaannya sekarang lebih besar buat rental.
"Untuk S manual, Rp229,9 juta sangat value for money, murah sekali itu mobil. Jadi fleet itu banyak yang pakai, buat rental," katanya.
Strategi menganaktirikan Mobilio ini terbilang 'nyeleneh' karena low MPV tujuh penumpang adalah pasar mobil terbesar di Indonesia, meskipun terlihat segmen low SUV sedang tumbuh pesat.
Menurut Billy, perusahaan kini fokus menggarap low SUV BR-V untuk mengakomodasi kebutuhan mobil keluarga tujuh penumpang. Keunggulan low SUV seperti ground clearance lebih tinggi dari low MPV dirasa lebih cocok untuk kondisi jalan di dalam negeri.
Billy tak bisa menjamin Mobilio akan kembali normal meskipun krisis chip semi konduktor yang mengganggu produksinya sudah selesai.
"Sekarang ini karena pasokan chip semikonduktor ... Kalau sudah normal semua, kita lihat lagi market-nya seperti apa low MPV," ujar Billy.
(fea/mik)