Gunung Berapi Bawah Laut Antartika Picu 85 Ribu Gempa

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Apr 2022 18:58 WIB
Sebuah gunung berapi bawah laut di Antartika memicu aktivitas seismik terbesar yang pernah tercatat di wilayah tersebut. (Foto: iStockphoto/Ray Hems)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah gunung berapi bawah laut di Antartika memicu aktivitas seismik terbesar yang pernah tercatat di wilayah tersebut. Gunung ini memicu 85 ribu kali gempa dalam rentang empat Bulan.

Peneliti menyebut gempa dari gunung berapi yang sudah lama tidak aktif itu disebabkan oleh magma panas yang berinteraksi dengan kerak Bumi.

"Ada intrusi serupa di tempat lain di Bumi, tetapi ini adalah pertama kalinya kami mengamatinya di sana," kata penulis studi sekaligus seorang seismolog di Pusat Penelitian Geosains Jerman GFZ di Potsdam, Simone Cesca.

"Biasanya, proses-proses ini terjadi dalam skala waktu geologis [yang tidak sesuai dengan rentang hidup manusia]. Jadi di satu sisi, kita beruntung melihat ini," tambahnya.

Rentetan gempa tersebut terjadi di sekitar Orca Seamount, dekat King George Island di Antartika. Gempa disebabkan gunung berapi bawah laut non-aktif setinggi 900 motor yang terletak di Selat Bransfield.

Selat Bransfield sendiri merupakan wilayah lorong sempit antara Kepulauan Shetland Selatan dan ujung barat laut Antartika.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Polar Science, di wilayah tersebut, lempeng tektonik Phoenix berada di bawah lempeng benua Antartika, sehingga menciptakan rangkaian zona patahan, meregangkan beberapa bagian kerak dan membuka celah di tempat lain.

Para ilmuwan di stasiun penelitian di Pulau King George, salah satu Kepulauan Shetland Selatan, adalah yang pertama merasakan gemuruh gempa kecil dari gunung berapi tersebut.

Dua gempa bumi terbesar dalam rangkaian tersebut adalah gempa berkekuatan magnitudo 5,9 pada Oktober 2020 dan gempa berkekuatan magnitudo 6,0 pada November. Kemudian setelah gempa November, aktivitas seismik dari gunung tersebut berkurang.

Menurut studi tersebut, gempa tampaknya menggerakkan tanah di King George Island sekitar 11 sentimeter. Namun hanya 4 persen dari perpindahan itu yang dapat dijelaskan secara langsung oleh gempa bumi.

Para ilmuwan menduga pergerakan magma ke dalam kerak Bumi adalah penyebab sebagian besar pergeseran tanah.

"Apa yang kami pikirkan adalah Magnitudo 6 entah bagaimana menciptakan beberapa rekahan dan mengurangi tekanan dari tanggul magma," kata Cesca.

Cesca menambahkan jika terjadi erupsi bawah laut di gunung berapi tersebut, kemungkinan besar terjadi pada periode itu.

(lom/asa)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK