Ahli Bicara Kemungkinan Hepatitis Akut Jadi Pandemi

CNN Indonesia
Selasa, 10 Mei 2022 14:07 WIB
Menurut Mantan Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) Asia Tenggara ada dua syarat hepatitis akut bisa dikategorikan pandemi.
Ilustrasi hepatitis. (iStockphoto/ALENA DZIHILEVICH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Direktur Penyakit Menular World Health Organization (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, membeberkan kemungkinan hepatitis akut misterius yang ada saat ini menjadi pandemi.

Pandemi adalah penyakit yang menyebar luas hingga ke berbagai benua dan negara. Status pandemi ditetapkan setelah epidemi, yaitu penyakit menular dan cepat di regional tertentu, misalnya satu negara.

Tjandra mengatakan saat ini masih sulit mengatakan hepatitis akut itu sebagai bakal calon pandemi. Menurut dia setidaknya ada dua hal yang menjadi syarat sebuah penyakit masuk dalam kategori pandemi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentang kemungkinan penyakit apapun jadi pandemi, maka akan melalui proses ditentukan dulu sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), lalu sesudah itu dilihat lagi perkembangannya. Kalau terus meluas maka baru akan disebut pandemi," kata Tjandra yang juga Mantan DirJen Pengendalian Penyakit serta KaBalitbangkes itu kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/5).

Lanjutnya, merujuk pada pengalaman pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, kasus ini pertama kali dilaporkan WHO pada 5 Januari 2020. Kemudian baru dinyatakan PHEIC pada 31 Januari 2020 lalu naik jadi pandemi pada 11 Maret 2020.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mencatat 15 kasus hepatitis akut misterius di temukan di Indonesia sejak 27 April 2022.

Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan koordinasi dan diskusi dengan WHO dan beberapa negara di Eropa untuk mencari tahu penyebab penyakit yang sejauh ini misterius.

Kemenkes belum bisa memastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan hepatitis akut tersebut. Namun Menkes Budi mengatakan kemungkinan besar adalah Adenovirus 41 tapi ada juga banyak kasus yang tak ada Adenovirus 41 tersebut.

Kasus hepatitis misterius sejauh ini menunjukkan gejala mirip penyakit kuning. Termasuk pada area mata maupun badan serta kondisi pasien hilang sadar merupakan gejala yang timbul saat penyakit hepatitis sudah berat.

Lebih lanjut Tjandra mengatakan akan lebih baik jika pemerintah melalui Kemenkes menjelaskan secara detail 15 kasus yang terjadi. Apakah termasuk klasifikasi WHO "probable", "epi-linked" atau masih "pending".

Menurutnya, setidaknya akan baik kalau disebutkan bagaimana hasil pemeriksaan virus hepatitis A smp E pada 15 kasus itu.

"Tentu akan lebih baik lagi kalau dari 15 kasus itu disampaikan juga informasi hasil laboratorium virus lain, seperti SARS-COV-2, Adenovirus, Epstein Barr dll., atau mungkin juga toksin, ada tidaknya autoimun, dll," ujarnya

"Kalau memang sudah ada 15 kasus maka tentu sudah dilakukan Penyelidikan Epidemiologis (PE) mendalam sehingga pola penularan dapat mulai diidentifikasi, baik antar kasus maupun juga dengan lingkungan dll," tutup Tjandra.

(ttf/fea)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER