Ahli Ungkap Dugaan Penyebab Cacar Monyet Menyebar di Eropa dan AS

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2022 16:45 WIB
Saat ini cacar monyet sudah dilaporkan berada di AS, Kanada, Australia dan sejumlah negara di Eropa padahal sebelumnya cuma ada di Afrika. (REUTERS/CDC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyakit cacar monyet baru-baru ini banyak ditemukan di Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia dan sejumlah negara Eropa. Salah satu dugaan ahli penyebab penyebaran penyakit ini karena pelonggaran pembatasan perjalanan.

Beberapa waktu ke belakang sejumlah negara seperti Inggris, Portugal, Spanyol, dan AS melaporkan banyaknya penyebaran kasus cacar monyet.

Penyebaran yang cukup masif membuat sejumlah pihak menjadi waspada terhadap penyakit ini. Pasalnya, penyakit yang menular lewat kontak langsung ini sebelumnya sebagian besar terjadi di wilayah Afrika barat dan tengah, serta jarang menyebar ke wilayah lain.

Cacar monyet yang pertama kali ditemukan pada monyet memiliki tanda ruam dengan pola yang khas. Penyakit ini biasanya menimbulkan gejala-gejala ringan.

Cacar monyet memiliki dua jenis utama, jenis Kongo yang lebih parah dengan kematian hingga 10 persen dan Afrika Barat dengan tingkat kematian sekitar 1 persen kasus.

Kasus cacar monyet Afrika Barat sendiri telah banyak dilaporkan di Inggris.

"Secara historis, ada sangat sedikit kasus yang diekspor. Itu hanya terjadi delapan kali di masa lalu sebelum tahun ini," kata Jimmy Whitworth, seorang profesor kesehatan masyarakat internasional di London School of Hygiene and Tropical Medicine, seperti dikutip Reuters.

Saat ini terdapat lima kasus cacar monyet yang telah dilaporkan di Portugal. Sementara Spanyol mengalami 23 kasus dan AS satu kasus.

Penyebab penularan

Virus cacar monyet menyebar melalui kontak dekat, baik dari hewan maupun dari manusia (yang sangat jarang terjadi).

Virus ini pertama kali ditemukan pada 1958. Meski ditemukan pertama kali pada monyet, hewan pengerat dianggap sebagai hewan utama yang mungkin menjadi inang dari virus ini.

Penyebaran yang masif cukup membingungkan para ahli, karena sejumlah kasus di Inggris dilaporkan tidak saling berhubungan.

Maka dari itu para ahli memperingatkan potensi penularan yang lebih luas jika kasus tidak dilaporkan.

Peringatan Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga menyoroti kasus baru-baru ini yang sebagian besar menular di antara pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual atau pria yang berhubungan seks dengan pria, sehingga menyarankan kelompok-kelompok itu waspada.

Penyebaran yang cukup masif diduga berkaitan dengan pelonggaran pembatasan perjalanan pasca kasus Covid-19 mereda.

"Teori saya adalah ada banyak kasus di Afrika barat dan tengah, perjalanan telah dilanjutkan, dan itulah mengapa kita melihat lebih banyak kasus," kata Whitworth.

"Ini tidak akan menyebabkan epidemi nasional seperti Covid, tetapi ini adalah wabah penyakit yang serius - dan kita harus menganggapnya serius," tambahnya.

(lom/fea)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK