Gempa dengan Magnitudo 6,5 yang mengguncang sejumlah wilayah Timor Leste dan Maluku Barat Daya, Jumat (27/5), memiliki sesar jenis mendatar (strike-slip).
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)," kata Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/5).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Diketahui, sesar atau patahan atau bidang rekahan yang mengalami pergeseran saat gempa ini terdiri dari beberapa jenis. Pertama, sesar normal (normal fault) yang dipengaruhi gaya gravitasi; kedua, sesar naik (reverse fault/thrust fault) yang ditandai dengan pergerakan naik pada salah bidang batuan dan turun pada bidang lainnya.
Ketiga, sesar mendatar (strike-slip fault) yang arah pergerakannya sejajar, baik itu ke kanan (dextral) maupun ke kiri (sinistral).
Pada saat membedah gempa dengan magnitudo 7,4 di Sulawesi Tengah akibat pergerakan mendatar sesar Palu-Koro, 2018, Peneliti geofisika kelautan Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto mneyebut stripe-slip mestinya tak menyebabkan tsunami.
"Gempa sesar mendatar cenderung tak menimbulkan gerakan vertikal dasar laut yang biasanya menyebabkan tsunami," ungkapnya, dalam acara konferensi pers bertajuk 'Analisis LIPI untuk Gempa dan Tsunami Indonesia' di Jakarta, Oktober 2018.
Namun, kata Nugroho, tsunami tetap terjadi di Sulteng saat itu akibat geomorfologi Teluk Palu hingga Donggala.
Daryono melanjutkan gempa Maluku Barat Daya ini, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, berjenis gempa dangkal. Penyebabnya adalah deformasi batuan akibat benturan Australia dengan Timor tepat pada struktur lama palung (trench) terusan Palung Jawa di Samudra Hindia.
Rinciannya, episenter gempa terletak pada koordinat 8,58° LS - 127,14° BT, atau di laut pada jarak 87 kilometer barat daya Maluku Barat Daya, Maluku, pada kedalaman 53 Kilometer.
Daryono menjelaskan gempa ini berdampak dan dirasakan di Timur Leste dengan skala intensitas IV-V MMI, di mana getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.
Namun di daerah Alor, kata Daryono, skala intensitas guncangan dengan skala III-IV Modified Mercall Intensity (MMI). Sejumlah warga yang ada di dalam rumah daerah Kupang beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Berdasarkan pantauan hingga pukul 10.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock)," tandas Daryono.
(can/arh)