TIPS OTOMOTIF

Cara Hindari Tabrak Belakang di Lampu Merah, Kaji Kecelakaan Cibubur

CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2022 13:45 WIB
Ada sejumlah sikap yang mesti dipahami pengendara ketika ingin berhenti di lampu merah demi menghindari risiko tabrak belakang.
Antrean kendaraan di lampu merah. Ada sejumlah sikap yang mesti dipahami pengendara ketika ingin berhenti di lampu merah demi menghindari risiko tabrak belakang. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kecelakaan kadang bisa terjadi seketika dan dari sudut yang tak terlihat seperti insiden pengemudi tertabrak truk Pertamina dari belakang saat berada di turunan lampu merah di Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi. Pakar keselamatan berkendara menjelaskan pengemudi mobil bisa mengurangi potensi itu dengan memahami adab berhenti di lampu merah.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), memaparkan berbagai sikap yang seharusnya dilakukan pengemudi di area lampu merah buat menghindari risiko tabrak belakang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sering cek spion

Sebelum mulai perlambatan di lampu merah yang sedang menyala, pengemudi mobil dikatakan harus mengecek spion untuk menganalisa objek-objek di samping dan belakang yang tidak aman.

"Sebelum melambat cek spion dulu, kalau di belakang aman, tidak ada objek yang bergerak liar, maka bisa lakukan perlambatan. Sambil melambat tetap siap-siap menghindar bahaya kendaraan yang datang dari belakang," jelas Jusri saat dihubungi, Selasa (19/7).

Jaga jarak

Pastikan Anda membuat ruang dengan kendaraan di depan. Jusri bilang jarak dengan kendaraan di depan direkomendasikan kira-kira setengah panjang kendaraan yang kita kemudikan.

Kata dia mengukur jarak itu mudahnya memastikan kedua ban belakang kendaraan di depan tetap terlihat dari posisi pengemudi yang menyandar sepenuhnya ke punggung jok.

Tidak langsung liat HP

Setelah memastikan ruang di depan, Anda bisa berhenti tetapi bukan berarti bisa langsung rileks.

Jusri mengatakan pastikan ada dua atau tiga kendaraan di belakang yang sudah berhenti. Kendaraan lain ini dikatakan bakal berperan sebagai penyerap benturan saat terjadi tabrakan belakang.

"Cek spion, bukan ngambil HP, terus rileks atau santai. Pastikan dua tiga kendaraan berhenti baru boleh rileks sedikit, itu bisa menjadi penyerap ketika terjadi tabrakan dari belakang," ujar Jusri.

Tidak pasang rem parkir

Jusri menyarankan pengemudi yang berhenti di lampu merah tidak langsung menggunakan rem parkir atau rem tangan. Menurut dia jika roda terkunci maka dampak tabrak belakang akan lebih parah.

Jusri menilai pengemudi awalnya menahan laju kendaraan dengan menginjak pedal rem lalu menggeser tuas transmisi ke posisi netral. Ini berlaku untuk mobil matic atau manual.

"Saya tidak menyarankan rem parkir dipakai. Situasi tertentu tidak diperkenankan," ucap Jusri.

Kendati demikian, Jusri menjelaskan pemakaian rem parkir bisa saja dilakukan untuk kondisi tertentu, misalnya permukaan jalan turunan atau tanjakan serta ketika lampu merah terlalu lama.

Menurut dia bila kondisi lampu merah turunan atau tanjakan lebih baik menggunakan rem parkir sebab konsisten menahan laju kendaraan ketimbang pijakan kaki pada pedal rem.

Kata dia sebelum mengaktifkan rem parkir, pengemudi mesti memastikan dulu situasi di sekitar telah aman dari risiko berbahaya.

Jangan belokkan setir

Hal lain yang disinggung Jusri yaitu jangan membiarkan roda depan kendaraan tidak lurus saat berhenti di lampu merah. Dia bilang pengemudi bisa saja berhenti sambil membelokkan setir saat menunggu belok ke kanan atau putar balik di lampu merah.

Menurut Jusri ban yang membelok akan memperparah dampak ketika terjadi insiden tabrak belakang.

"Roda depan tidak keluar fender, setir tidak belok. Karena kalau ditabrak dari belakang mobil bisa terbalik," jelas Jusri.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER