Lembaga ilmiah Polandia mengkategorikan kucing domestik sebagai "spesies asing invasif" (invasive alien species). Hal itu kemudian memicu penentangan, terutama dari para pecinta kucing.
Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia beralasan kucing sudah memangsa banyak burung dan satwa liar lainnya. Dikutip dari Associated Press, Akademi tersebut memasukkan kucing ke dalam daftar spesies asing invasif.
Kenapa mengkategorikan kucing sebagai 'asing' atau 'alien'? Lembaga tersebut mengatakan bahwa "Felis catus", nama ilmiah kucing rumahan, dijinakkan sekitar 10 ribu tahun yang lalu di peradaban besar Timur Tengah kuno. Hal itu membuat spesies tersebut 'asing' bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Bayi Itu Lucu? |
Karena kategori itu, banyak pecinta kucing lokal bereaksi secara emosional.
Awal Juli, akademi tersebut merespons di situs webnya sambil mengungkit soal "kontroversi" publik. Lembaga itu menekankan bahwa mereka "menentang segala kekejaman terhadap hewan" dan berpendapat bahwa klasifikasinya sejalan dengan pedoman Uni Eropa.
Wojciech Solarz, ahli biologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia yang dikelola pemerintah, mengaku tidak siap dengan kritik publik ketika memasukkan 'Felis catus', nama ilmiah untuk kucing rumahan, ke dalam basis data atau database nasional.
Dia mengungkapkan basis data itu sudah memuat 1.786 spesies lain yang terdaftar tanpa penolakan publik.
Lihat Juga : |
Sementara, kehebohan tentang spesies asing invasif No. 1.787, yang adalah kucing rumahan, katanya, kemungkinan tercipta akibat beberapa laporan media yang "menciptakan kesan palsu" bahwa lembaganya menyerukan agar kucing liar dan kucing lain disuntik mati alias eutanasia.
Solarz menggambarkan konsensus ilmiah yang berkembang bahwa kucing domestik memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati. Ini terkait jumlah burung dan mamalia yang diburu dan dibunuh spesies ini.
Menurutnya, kriteria spesies asing invasif itu "100 persen dipenuhi oleh kucing".
Dorota Suminska, penulis buku berjudul "The Happy Cat", menilai menyusutnya keanekaragaman hayati itu lebih dipicu oleh lingkungan yang tercemar dan bentuk bangunan perkotaan yang membahayakan burung yang sedang terbang.
"Tanyakan apakah manusia masuk daftar spesies alien non-invasif?" cetus Suminska, dalam sebuah acara debat di televisi TVN, sambil menyebut bahwa kucing terlalu banyak disalahkan.
Solarz menepisnya, dengan alasan bahwa kucing membunuh sekitar 140 juta burung di Polandia setiap tahun.
Lembaga tersebut juga merekomendasikan pemilik kucing untuk membatasi waktu yang dihabiskan hewan peliharaan mereka di luar rumah selama musim kawin burung.
"Saya punya anjing, tapi saya tidak membenci kucing," klaim Solarz.