BRIN Perkuat Riset Teknologi Rendah Karbon, Kurangi Emisi Gas Buang

CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2022 17:00 WIB
Foto: Tangkapan layar web w.brin.go.id
Jakarta, CNN Indonesia --

Emisi gas rumah kaca menjadi perhatian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN, Cuk Supriyadi menuturkan BRIN terus memperkuat riset dan inovasi yang berkaitan dengan teknologi rendah karbon.

"BRIN terus berupaya mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca khususnya dengan cara mereduksi kadar CO2 (Karbon dioksida,red)" kata Cuk dalam webinar "Riset dan Inovasi di Bidang Energi dan Manufaktur untuk Mendukung Kemandirian Bangsa" seperti dikutip dari Antara.

Menurut Cuk, ada tujuh ruang lingkup dalam pelaksanaan riset dan teknologi. Ruang lingkup pertama mengenai riset di bidang perencanaan, analisis, dan optimasi sistem energi melalui permodelan energi mulai dari siis penyediaan maupun sisi penggunaan.

Sementara ruang lingkup kedua yakni riset di bidang teknologi termondinamika sistem konversi energi mulai dari pembangkit termal, sistem tata udara, sistem penukar kalor dan sistem pendingin. Ketiga riset teknologi hemat energi dan rendah emisi pada konversi energi fosil.

Keempat, riset di bidang teknologi pemanfaatan energi baru dan terbarukan meliputi energi surya, tata air, panas bumi, hidrogen, biomassa, dan energi alternatif lainnya. Kelima riset di bidang teknologi sistem penggerak dengan energi fosil dan energi alternatif lainnya yang efisien, handal dan rendah emisi.

Keenam riset teknologi kelistrikan yang mendukung energi baru dan terbarukan yaitu sistem jaringan cerdas, sistem monitoring energi dan lain sebagainya. Ketujuh riset teknologi konservasi energi yang meliputi manajemen energi, teknologi hemat energi dan audit energi pada sektor pembangkit listrik, rumah tanga, transportasi, bangunan dan industri, serta lain sebagainya.

"Sebagai contoh, riset yang telah dibuat adalah riset sistem optimasi energi, ada dua subtopik pertama adalah kajian potensi energi baru dan terbarukan dan kedua optimasi sistem energi nasional," katanya.

Cuk menambahkan, skenario transisi energi, kajian kebutuhan dan penyediaan energi, hingga kajian tekno-ekonomi dan lingkungan terkait teknologi energi telah disusun. Ia berharap hasil riset terkait hal itu akan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Diharapkan hasil riset akan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dalam rangka mendukung kemandirian bangsa," kata Cuk mengakhiri.

(antaranews/lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK