Fenomena Bulan Purnama yang akan terjadi beberapa hari mendatang disebut dapat berpengaruh pada fenomena langit lain yang terjadi di waktu berdekatan, yakni hujan meteor Perseid.
Puncak Bulan Purnama sendiri terjadi pada Jumat (12/8), sementara hujan meteor Perseid akan terjadi pada Sabtu (13/8) hingga Minggu (14/8).
Bulan Purnama kali ini juga cukup spesial karena berada pada jarak terdekat Bulan dengan Bumi atau perigee, sehingga membuat fenomena yang disebut Supermoon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, intensitas cahaya Bulan akan dapat mempengaruhi pengamatan hujan meteor meskipun keduanya berada di arah yang berlawanan di langit.
"Secara tidak langsung, intensitas cahaya Bulan memang dapat memengaruhi hujan meteor perseid, meskipun lintasan harian Bulan berada di langit belahan selatan, sedangkan lintasan titik radian Perseid berada di langit belahan utara," ujar Andi kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/8).
Meski demikian, hujan meteor Perseid titik radiannya baru terbit sekitar pukul 23.00-01.00 yang dalam waktu tersebut Bulan telah berkulminasi. Sehingga ketika hujan meteor Perseid mencapai titik tertingginya, Bulan sudah terbenam dan cahayanya tak lagi mengganggu.
"Dikarenakan titik radian Perseid terbit antara pukul 23.00-01.00 (sesuai dengan lintang geografis masing2), yakni saat Bulan berkulminasi, sedangkan saat Perseid mencapai titik tertinggi menjelang fajar, Bulan sudah terbenam, maka, cahaya Bulan tidak serta merta menurunkan intensitas Perseid," terang Andi.
Lihat Juga : |
Hujan meteor Perseid sendiri telah aktif sejak 17 Juli dan akan berakhir pada 24 Agustus.
Puncak fenomena langit ini akan terjadi pada 13 Agustus dengan intensitas meteor yang melintas sekitar 100 meteor per jam sat titik radian berada di Zenit.
Jika dilihat dari Indonesia, hujan meteor ini akan memiliki intensitas antara 36-61 meteor per jam dikarenakan ketinggian maksimum titik radian Perseid antara 21-38 derajat di atas ufuk.
Selain saat puncak hujan meteor, Andi menyebut ada waktu terbaik lain untuk menikmati fenomena langit ini, yakni pada 20 Juli hingga 5 Agustus saat Bulan mencapai fase sabit akhir hingga sabit awal dan antara 19 Agustus hingga 24 Agustus saat Bulan mencapai fase sabit akhir hingga berakhirnya aktivitas Perseid di 2022.
Hujan meteor perseid merupakan hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus.
Perseid sendiri bersumber dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle. Kecepatan meteor pada hujan meteor Perseid ini dapat mencapai 212.400 kilometer per jam.
(lom/lth)