Hacker berusia dini bukan cuma ada di film fiksi ilmiah. Tak tanggung-tanggung, bocah asal AS Kristoffer Von Hassel membobol perusahaan teknologi kelas dunia Microsoft via konsol game XBox. Bagaimana tekniknya?
Pemberitaan saat ini memang masih terfokus pada Bjorka, terlebih usai ada klaim identifikasi dan tudingan. Korban tudingan itu adalah remaja asal Cirebon MSF (17). Selain itu, pemuda asal Madiun MAH (21) juga diangkut ke kantor polisi karena diduga menjadi terkait Bjorka.
Terlepas dari pertanyaan apakah benar Bjorka masih remaja, identitasnya sejauh ini tetap jadi misteri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar sana, identitas hacker pembobol Microsoft bukan sekadar remaja. Bocah bernama Kristoffer Von Hassel itu berhasil meretas sistem konsol XBox milik Microsoft 2014 silam.
Mengutip Computer World, Hassel masih berusia 5 tahun ketika berhasil membobol akun XBox ayahnya yang berada di rumahnya di San Diego, Amerika Serikat. Hassel tak mencuri kata sandi dari ayahnya.
Mulanya, orang tua Kristoffer Von Hasssel menyadari sang anak masuk ke akun Xbox Live ayahnya dan memainkan game yang bukan untuk bocah. Saat itu dia tidak mencuri kata sandi ayahnya.
Sebaliknya, ia menemukan kerentanan yang sangat mendasar yang diklaim telah diperbaiki oleh Microsoft.
Bagaimana caranya? Kristoffer mengetik kata sandi yang salah. Ia kemudian masuk ke layar verifikasi kata sandi. Di sana, dia cukup mengetuk bilah spasi beberapa kali, lalu menekan "enter" untuk kemudian diizinkan masuk ke akun ayahnya.
Kata sandi jenis ini memungkinkannya untuk mengakses tidak cuma permainan, tetapi semua yang ada di Xbox, termasuk akun YouTube tanpa batasan usia.
"Wow, itu sangat keren," aku orang tua Kristoffer, Davies, seorang insinyur keamanan di ServiceNow, San Diego, AS, sebuah perusahaan layanan cloud IT perusahaan.
Meskipun ada yang menuding bahwa Kristoffer pasti mendapat bantuan, Davies tetap berkukuh putranya memang mengakses akun Xbox sendiri.
Lihat Juga :101 TECH Kenapa Hacker Meretas? |
Tak tinggal diam, dikutip dari Appknox, Davies melaporkan bug tersebut ke Microsoft, yang segera memperbaikinya.
Nama Kristoffer kini terdaftar di antara peneliti keamanan Microsoft yang telah mengungkapkan kerentanan dalam produknya.
"Kami selalu mendengarkan pelanggan kami dan berterima kasih kepada mereka karena membawa masalah ke perhatian kami," kata Microsoft seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Davies mengatakan Kristoffer pun menerima hadiah sebesar US$50 (sekitar Rp744 ribu), berlangganan satu tahun ke Xbox Live dan empat game.
Hadiah itu sebenarnya jauh lebih kecil dari yang diterima oleh beberapa pencari bug lainnya. Microsoft sempat meluncurkan beberapa program yang memberi hadiah hingga U$100.000 untuk "teknik eksploitasi yang benar-benar baru."
"Kami selalu mendengar pelanggan kami dan berterima kasih telah membawa isu ini menjadi perhatian kami," kata Microsoft.
(lth/arh)