Twitter Bisa Seret Hacker Meski Tak Sebar Data, Bjorka Jadi Contoh
Setiap media sosial memiliki mekanisme untuk menangguhkan sebuah akun yang dianggap melanggar kebijakannya, tak terkecuali Twitter.
Baru-baru ini hacker Bjorka mengalami penangguhan akun sebanyak tiga kali di platform tersebut.
Twitter sendiri menyebut akun Bjorka @bjorkanism, @bjorxanism, dan @bjorkanesian dikarenakan melanggar kebijakan Twitter terkait distribusi materi hasil retasan.
"Akun yang tersebut ditangguhkan secara permanen karena melanggar kebijakan Twitter terkait distribusi materi hasil retasan," kata Juru Bicara Twitter kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (13/9).
Twitter juga menyatakan pihaknya melarang pengguna memublikasikan atau mengunggah informasi pribadi orang lain tanpa seizin pemilik data.
Di laman Pusat Bantuan Twitter, distribusi materi peretasan dibagi dalam dua kategori, yakni mengirim konten hasil retasan di Twitter secara langsung, misal dalam bentuk teks atau gambar serta mengunggah Tweet yang berisi tautan ke konten hasil retasan yang di-hosting di situs web lain.
Bjorka sendiri mengklaim dirinya tidak melakukan pelanggaran pada aturan Twitter. Dia mengaku tidak mengunggah materi hasil retasan maupun data pribadi di Twitter.
Semua data sensitif tersebut hanya dibagikannya di Telegram.
"Karena saya tidak pernah membagikan materi hacking ke twitter sama sekali. semua aktivitas berbahaya yang saya lakukan di telegram. lalu mengapa Anda menangguhkan akun saya sebelumnya? pedoman komunitas mana yang saya langgar? atau Anda hanya ingin bisnis Anda aman di Indonesia?" tulisnya di akun Twitter @bjorxanism pada Senin (12/9) siang.
Di laman Pusat Bantuan Twitter, terdapat poin catatan yang menyoroti individu yang terkait peretasan yang bisa jadi salah satu landasan penangguhan.
"Bagian lain dari Peraturan Twitter dapat berlaku untuk materi yang diperoleh dari peretasan, atau tindakan individu yang terkait dengan peretasan," tulis Twitter di laman tersebut.
Peretasan sendiri didefinisikan Twitter sebagai penyusupan atau akses komputer, jaringan, atau perangkat elektronik yang tidak sah atau melampaui akses yang sah.
Perilaku yang terkait dengan produksi material yang mungkin dianggap sebagai peretasan berdasarkan kebijakan Twitter, diantaranya:
-Akses atau penghalangan yang tidak sah, atau akses yang melampaui izin (contoh, dari orang dalam), ke komputer, jaringan, atau perangkat elektronik, termasuk intrusi atau penerobosan.
-Mengungkap materi yang diakses secara sah di luar sistem, atau jaringan yang disetujui
-Mengungkap materi sedangkan terdapat bukti bahwa materi tersebut diperoleh melalui malware atau rekayasa sosial.
Twitter akan menangguhkan sebuah akun dengan berlandaskan beberapa bukti untuk menyatakan bahwa peretasan telah terjadi, termasuk laporan dari korban peretasan dan klaim tanggung jawab oleh peretas atau kelompok peretas.
Selain itu, Twitter juga menggunakan informasi yang disediakan oleh pihak ketiga (termasuk penegakan hukum), sistem dan data internal Twitter yang relevan, serta informasi kredibel lain yang tersedia secara umum untuk menangguhkan sebuah akun.
Twitter mengatakan siapa pun dapat melaporkan distribusi materi peretasan, baik yang memiliki akun Twitter maupun tidak.
Lebih lanjut. dalam kebijakan tersebut juga terdapat poin yang merujuk pada imbalan yang mendorong untuk mengungkapkan informasi pribadi seseorang.
"Kebijakan informasi pribadi kami juga mencakup ancaman, imbalan, atau dorongan untuk mengungkapkan informasi pribadi seseorang, termasuk melalui peretasan," katanya.
Seperti diketahui, Bjorka belakangan menjadi sorotan setelah mengumumkan telah membeber sejumlah data pribadi miliik beberapa tokoh di Tanah Air. Mereka yang menjadi korban Bjorka antara lain Menkominfo, Johnny G. Plate; Ketua DPR, Puan Maharani; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Data-data pejabat tersebut bocor ke publik lewat channel telegram pribadi Bjorka. Data-datanya berupa nama lengkap, nomor KTP, alamat, dan pendidikan.
(lom/lth)