Yosi, salah seorang penggiat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengaku mendapat cara menjadi 'emak-emak gaptek' sekaligus mengembangkan usaha.
Ia, yang memiliki usaha makanan bernama Ombak Food, menyebut dirinya mulai mengikuti pelatihan digital marketing Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada 2019.
"Saya mengikuti pelatihan BAKTI itu pada 2019. Sebelum saya mengikuti pelatihan, saya tidak begitu memahami apa itu digital marketing, apa itu sosial media. Kami benar-benar kayak emak-emak yang gaptek," katanya, ditemui di Desa Sukarara, Lombok Tengah, Rabu (5/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Yosi menjelaskan beberapa pelatihan yang diberikan BAKTI membuka ruang baru bagi usahanya.
Usaha Yosi yang sebelumnya hanya menjangkau pasar offline, kini bisa menjangkau ruang online yang menawarkan potensi lebih besar. Hal ini lantas membuat usaha Yosi berkembang.
"Saat itu kami sudah nyaman dengan pemasaran kami yang offline, tetapi setelah mendapatkan pelatihan dari BAKTI, kami lebih paham bahwa digital marketing itu sangat penting, bahwa sosial media itu sangat dibutuhkan untuk perkembangan usaha kami," jelasnya.
Yosi menerangkan beberapa pelatihan yang diberikan BAKTI meliputi pelatihan soal kanal-kanal pemasaran seperti WhatsApp Business, Instagram Business, marketplace, hingga Google My Business.
Khusus untuk Google My Business, Yosi merasa dampaknya cukup besar. Kanal pemasaran ini membuat orang-orang di luar daerah bisa mengetahui lokasi usahanya.
"Ternyata Google My Business memudahkan konsumen-konsumen yang di luar daerah itu untuk menemukan usaha kami," terang Yosi.
"Terbukti dengan wisatawan yang berada di luar daerah berkunjung ke lokasi usaha kami," imbuhnya.
Direktur LTI untuk Pemerintah dan Masyarakat BAKTI Kominfo Danny Januar menjelaskan ada perbedaan tingkat adopsi teknologi di masyarakat. Padahal menurutnya, banyak sekali potensi yang bisa didorong di daerah-daerah, termasuk di Sukarara.
Selain menghadirkan infrastruktur telekomunikasi, Danny menyebut pihaknya juga ingin memberikan hal lain yang memberikan dampak, yakni lewat serangkaian pelatihan untuk UMKM.
"Kita berpikir dengan kehadiran infrastruktur telekomunikasi apa yang bisa kita lakukan, upaya apa yang bisa kita dorong agar kehadiran infrastruktur telekomunikasi internet itu bisa memberikan dampak," ujarnya, di tempat yang sama.
"Selain menghadirkan infrastruktur di daerah non-komersil, kami juga didorong untuk melakukan upaya-upaya menghadirkan ekosistem digital," imbuhnya.
BAKTI sendiri merupakan program yang bertugas untuk menyediakan infrastruktur dalam layanan telekomunikasi, termasuk akses internet dan penyediaan Base Transceiver Station (BTS), terutama di daerah-daerah yang belum tarjangkau sinyal internet provider telekomunikasi.
Pihak yang bisa mengajukan permohonan baru organisasi, seperti Pemerintah Daerah, Pemerintah Lembaga, Lembaga Sosial, Swasta, BUMN, BUMD, belum berupa individu.
(lom/arh)