Jadi Sejarah, Misi DART Geser Orbit Asteroid Lampaui Prediksi

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 06:25 WIB
Misi DART dari NASA diklaim sukses menggeser orbit asteroid Dimorphos melampaui perkiraan para ahli. Sejarah!
Asteroid dimorphos yang sukses ditabrak NASA. Foto: NASA/Johns Hopkins APL/Handout via REUTERS
Jakarta, CNN Indonesia --

Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) disebut mencapai kesuksesan yang melebihi ekspektasi para ilmuwan lembaga antariksa AS (NASA).

Pesawat ruang angkasa DART sebelumnya menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos pada 26 September.

Misi itu bertujuan untuk menguji teknik pertahanan planet yang potensial jika ada batu ruang angkasa besar yang akan bertabrakan dengan Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya ilmuwan berharap DART bisa memperpendek orbit Dimorphos di sekitar asteroid yang lebih besar setidaknya 73 detik.

Ternyata, DART memperpendek orbit Dimorphos yang hampir 12 jam 32 menit, menurut laporan NASA pada konferensi pers Senin (11/10).

"Mari kita luangkan waktu sejenak untuk menyerap ini, untuk pertama kalinya, umat manusia telah mengubah orbit benda planet, objek planet," kata Lori Glaze, kepala divisi ilmu planet NASA, mengatakan selama konferensi pers.

Wahana antariksa itu diluncurkan pada November 2021 dan dilengkapi dengan satu instrumen kamera yang disebut Didymos Reconnaissance dan Asteroid Camera for Optical Navigation (DRACO).

Kemudian, pesawat ruang angkasa melakukan perjalanan ke Dimorphos, yang diperkirakan para ilmuwan memiliki lebar sekitar 160 meter dan yang mengorbit asteroid yang lebih besar yang disebut Didymos setiap 11 jam dan 55 menit.

DART melesat dan menabrak diri dengan dramatis pada 26 September, melaju dengan kecepatan 14.760 mph (23.760 km/jam) dan mengirim kembali ke Bumi satu gambar setiap detik hingga menabrak Dimorphos dalam tabrakan 7 juta kilometer dari Bumi.

Meskipun para ilmuwan masih menganalisis hasilnya, perubahan orbital, yang mewakili perbedaan 4 persen dari orbit Dimorphos sebelumnya, mungkin telah diperkuat oleh jumlah puing yang ditembakkan oleh tumbukan ke luar angkasa.

Temuan utama misi sejauh ini adalah perubahan orbit Dimorphos, tetapi pembicara pada konferensi pers juga mengungkapkan gambar baru dari dampak tersebut.

Di samping itu NASA membagikan gambar Dimorphos yang diambil oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble pada Sabtu (8/10). Foto menunjukkan kerucut puing yang lebar sehingga matahari sedikit runtuh di satu sisi sejak gambar sebelumnya setelah tabrakan.

Pandangan Hubble juga menunjukkan ekor panjang puing-puing, yang membentang 10.000 kilometer ke luar angkasa, menurut laporan Space.

Dikutip CNN, pesawat ruang angkasa DART, dibangun dengan menelan biaya sekitar US$314 juta atau senilai Rp 4,8 triliun, dan beratnya sekitar 360 kilogram.

Sejak foto-foto sebelumnya, gambar baru menunjukkan bahwa ekor telah terbelah menjadi dua; Glaze mengatakan para ilmuwan masih bekerja untuk menemukan apa yang menyebabkan belahan ekor tersebut.

Mengutip Space, teleskop di darat dan di luar angkasa akan terus mengamati puing-puing dari dampak DART pada Dimorphos dari waktu ke waktu. Selain itu, tim DART masih mengumpulkan data tambahan tentang orbitnya.

Pengamatan untuk misi tersebut akan berlanjut hingga tahun depan. Badan Antariksa Eropa (ESA) juga akan meluncurkan pesawat ruang angkasa lanjutan dengan nama Hera, pada 2024 dan akan menjelajahi Didymos dan Dimorphos lebih detail daripada yang dilakukan DART pada kunjungan singkatnya.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER