Jakarta, CNN Indonesia --
Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter pada Jumat (28/10) usai merampungkan proses akuisisi. Era baru media sosial berlambang burung biru itu pun dimulai.
Musk mencanangkan beberapa perubahan terhadap Twitter. Ia antara lain ingin mengenakan tarif kepada akun berceklis biru agar tetap memakai tanda tersebut.
Selain itu, Musk juga ingin Twitter tidak lagi mengandalkan iklan sebagai pemasukan utama. Terkait konten, Musk juga mau Twitter menjadi semacam alun-alun digital di mana banyak kepercayaan dan keyakinan bisa diperdebatkan dengan sehat tanpa berujung kepada kekerasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musk sendiri telah memecat para petinggi Twitter seperti CEO, Parag Agrawal dari posisinya. Ia lalu menahbiskan diri untuk mengemban posisi tersebut sendirian.
Lebih lanjut, Musk juga ingin membentuk dewan sensor untuk memoderasi konten. Diharapkan, dewan itu akan menyaring ujaran-ujaran bernada kebencian atau kekerasan.
Tak kalah penting dari hal itu adalah soal privasi. Sebelum resmi mengakuisisinya, Musk sempat berujar bakal membuat algoritma Twitter terbuka kepada publik.
Ia berdalih hal itu akan bermanfaat untuk Twitter. Namun melansir Tech Crunch, pakar keamanan siber justru berdampak sebaliknya.
"Keputusan untuk membuka ke publik kode itu berarti kodenya bakal diadopsi oleh platform media sosial lain, pengiklan dan pihak lain yang sedang mengincar targetnya," kata manajer teknis senior Extrahop, Jamie Moles.
"Membuat kodenya menjadi terbuka mungkin meningkatkan transparansi untuk pengguna Twitter, tetapi itu juga membuat Twitter menjadi target besar bagi para pengincar," ujarnya menambahkan.
Sebagai pengguna Twitter, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi. Mengutip rilis resmi Kaspersky, berikut di antaranya.
Cara Lindungi Privasi Data di Twitter di halaman selanjutnya
1. Cek Akses ke Akun Twitter
Anda dapat memeriksa aplikasi mana saja yang memiliki akses ke akun Twitter Anda. Selain itu, periksa juga aplikasi yang dapat mengakses kontak, data pribadi, seperti nomor telpon, atau alamat email.
Informasi ini dapat diperiksa di bagian Keamanan dan Akses Akun.
2. Setop Pengguna Lain Menemukan Akun Anda
Anda juga bisa menghentikan pengguna lain menemukan akun Anda, melalui nomor telepon, atau
alamat email Anda. Ini dapat membantu mencegah penjahat dunia maya menggunakan informasi tersebut.
Secara bawaan, pengguna Twitter lain dapat menemukan akun Anda menggunakan nomor telepon atau alamat email Anda.
Informasi dari profil Anda juga dapat membantu penjahat dunia maya melakukan serangan phishing, maka sebaiknya nonaktifkan fitur ini. Untuk menghentikan
pengguna menemukan akun Anda menggunakan nomor telepon atau alamat email.
Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Buka menu dengan mengetuk ikon di sudut kiri atas layar;
Buka bagian Pengaturan dan privasi.
Pilih Privasi dan keamanan;
Pergi ke bagian Discoverability dan kontak;
Hapus tanda centang di sebelah:
Biarkan orang lain menemukan Anda melalui email Anda; (Let others find you
by your email)
Biarkan orang lain menemukan Anda melalui telepon. (Let others find you by
phone.)
3. Menggunakan Otentifikasi Dua Faktor
Cara ini lazim digunakan untuk mencegah peretas mengakses akun Anda tanpa izin. Pasalnya, Anda akan mendapatkan notifikasi jika akun Anda diakses lewat perangkat lain oleh orang yang tak dikenal saat Anda sebetulnya tidak sedang membukanya.
Beberapa cara lain yang juga dapat dilakukan adalah menonaktifkan geo-tag pada cuitan. Anda bisa mengeceknya di bagian Privasi dan Keamanan.
Anda juga dapat memperluas filter notifikasi untuk misalnya tidak menerima notifikasi dari akun tanpa gambar profil.
4. Blokir Pengguna Lain dan Minta Bantuan
Jangan ragu untuk memblokir pengguna lain jika dirasa mencurigakan. Selain itu, Anda dapat memanfaatkan fitur Pusat Bantuan Twitter Khusus yang akan akan memberi pengguna semua alat yang diperlukan untuk melindungi data pribadi dan tweet.
"Sementara perusahaan memikul tanggung jawab untuk melindungi data pengguna, pengguna juga bertanggung jawab untuk melindungi akun mereka. Menggunakan autentikasi dua faktor, terutama dengan aplikasi autentikator atau kunci keamanan memberikan perlindungan maksimal. Selain itu, perhatikan apa yang Anda posting dan siapa yang dapat membacanya, karena sebagian besar jejak digital kita dihasilkan oleh kita sendiri, dan berbagi secara berlebihan di Twitter, serta jejaring sosial lainnya, dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga," kata Vladislav Tuskanov, Lead Data Scientist di Kaspersky.
[Gambas:Video CNN]