CEO anyar Twitter Elon Musk bakal memblokir akun peniru selama tanpa keterangan jelas menyatakan tengah berparodi.
"Setiap akun Twitter yang terlibat dalam peniruan identitas tanpa secara jelas menyebutkan 'parodi' akan ditangguhkan secara permanen," kicaunya, Minggu (6/11) malam.
"Sebelumnya, kami mengeluarkan peringatan sebelum penangguhan, tetapi sekarang kami meluncurkan verifikasi luas, tidak akan ada peringatan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan setiap perubahan nama "akan menyebabkan hilangnya sementara tanda centang terverifikasi."
Pada Minggu malam, beberapa akun yang mengubah namanya menjadi Elon Musk ditangguhkan atau ditempatkan di belakang tanda peringatan, termasuk komedian AS Kathy Griffin.
"Kathy Griffin telah ditangguhkan secara permanen dari Twitter, karena meniru identitas," kata akun @bennyjohnson, seraya membagikan potongan profil yang namanya diubah menjadi Elon Musk.
Padahal, Musk sebelumnya mengatakan dia menentang larangan blokir permanen di Twitter.
"Saya kira tidak SEMUA moderasi konten dibebaskan? Lol," canda Griffin, di akunnya pada platform medsos Mastodon.
Aktor Valerie Bertinelli juga sempat menggunakan nama layar Musk yang memposting serangkaian tweet untuk mendukung kandidat Demokrat pada Sabtu (5/11) sebelum kemudian beralih kembali ke nama aslinya.
"Oke-dokey. Saya bersenang-senang dan saya pikir saya membuat poin saya," kicaunya setelah itu.
Kasus ini datang di tengah kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan layanan verifikasi Twitter dengan biaya bulanan US$7,99 (sekitar Rp125 ribu), yang merupakan fitur layanan Twitter Blue berbayar.
Bertinelli menyebut tanda centang biru verifikasi itu mulanya diberikan secara gratis kepada orang-orang yang identitasnya telah dikonfirmasi oleh Twitter; dengan wartawan menjadi salah satu penerima terbesarnya.
"[Centang biru] itu hanya berarti identitasmu telah diverifikasi. Scammers akan lebih sulit meniru Anda, "kata Bertinelli, "[Dengan fitur berbayar] itu tidak berlaku lagi. Semoga beruntung di luar sana!"
Menanggapi tweet tentang masalah ini, Musk mentweet: "Anda mewakili masalahnya: jurnalis yang berpikir bahwa mereka adalah satu-satunya sumber informasi yang sah. Itu kebohongan besar."
The New York Times melaporkan fitur baru tersebut akan ditunda hingga setelah Pemilu paruh waktu di AS selesai. Itu dilakukan demi menghindari kekhawatiran pengguna soal peembelian verifikasi, berpura-pura menjadi tokoh politik, dan menebar kebingungan pemilih.
Tim teknik Twitter meluncurkan fitur tersebut dengan proses yang terbilang sangat cepat di tengah badai PHK karyawan perusahaan yang merumahkan separuh dari 7.500 stafnya.
Elon Musk mengakuisisi Twitter pada 28 Oktober seharga US$44 miliar atau senilai Rp688 triliun. Pengusaha itu sekarang telah mendirikan ruang di kantor pusat perusahaan di San Francisco, di mana ia dan tim penasihat kecil berjuang untuk menghemat biaya dan mengeluarkan produk baru.
(can/arh)