Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle) pernah menjadi buah bibir masyarakat dunia karena misterinya. Akan tetapi, pamor wilayah tersebut perlahan meredup. Mengapa demikian?
Kepopuleran Segitiga Bermuda membuatnya nyaris selalu ada di film-film dokumenter yang ada di televisi dan Youtube. Cukup ketik 'Bermuda Triangle' pada kolom pencarian untuk menemukan banyak dokumenter tentangnya.
Hal itu dikarenakan Segitiga Bermuda disebut-sebut suka 'menelan' kapal atau pesawat yang lewat. Segitiga Bermuda pun lalu sering dikaitkan dengan fenomena ekstraterestrial seperti alien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Segitiga Bermuda merupakan area imajiner yang menghubungkan tiga wilayah yakni Bermuda, Florida, dan Puerto Rico. Mengutip Popular Mechanics, nama ini pertama kali muncul pada 1964 lewat tulisan Vincent Gaddis.
Ketika itu, ia menyusun katalog tentang insiden yang terjadi di sana sejak akhir 1800an pada majalah Argosy. 10 tahun kemudian, pecinta hal supranatural, Charles Berlitz merilis buku The Bermuda Triangle yang laku keras hingga 14 juta kopi.
Sejak saat itu, pamor Segitiga Bermuda terus populer di masyarakat dunia. Namun demikian, pamor Segitiga Bermuda perlahan meredup.
Melansir IFL Science, hal itu karena para pakar sudah mengetahui penyebab kecelakaan kapal atau pesawat di area tersebut.
"Mayoritas kasus hilangnya pesawat bisa disebabkan karena keunikan area tersebut. Pertama, Segitiga Bermuda adalah salah satu dari dua tempat di Bumi di mana kompas magnetik menunjuk ke arah utara sebenarnya. Normalnya, kompas magnetik mengarah kepada utara magnet," tulis United (US) States Coast Guard atau Penjaga Pantai Amerika Serikat.
"Perbedaan antara keduanya diketahui sebagai variasi kompas. Jumlah variasi berubah-ubah sebanyak 20 derajat saat salah satu kompas berlayar mengelilingi Bumi," tulisnya lagi.
Menurut US Coast Guard, jika variasi kompas itu eror, seorang navigator bisa tersasar dan berada dalam masalah besar. Selain faktor kompas, US Coast Guard juga menyebut faktor lingkungan dan cuaca menjadi salah satu penyebab sisa-sisa kecelakaan sulit ditemukan di area tersebut.
"Satu faktor lingkungan lain adalah karakter dari arus teluk (Gulf Stream). Arus itu sangat cepat dan berturbulensi sehingga bisa dengan cepat menghapus sisa-sisa kecelakaan sehingga menjadi misteri yang mungkin tidak bisa dipecahkan," tulis US Coast Guard.
"Cuaca Karibia-Atlantik yang sulit diprediksi juga berperan. Badai petir yang tiba-tiba dan semburan air sering menjadi bencana bagi para pilot dan pelayar," tulisnya.
Lihat Juga :101 SCIENCE Apakah Santa Claus itu Nyata? |
Di sisi lain, para ahli juga menemukan jumlah kecelakaan yang terjadi di Segitiga Bermuda ternyata tak sebombastis yang dibayangkan. Mengutip BBC, berdasarkan data kecelakaan dari 1999-2011, Laut China Selatan, Laut Jepang, Laut Hitam dan Laut Utara justru menjadi tempat yang paling berbahaya.
Laut China Selatan menempati urutan pertama dengan 293 kecelakaan. Setelahnya ada Laut Jepang (231), Laut Hitam (229), dan Laut Utara (135).
"Laut China Selatan menjadi urutan pertama berkaitan dengan pelayaran ilegal, kapal yang sudah lapuk, dan kapal yang tidak terdaftar," kata Simon Walmsley dari WWF.
(lth)