Donald Trump, mantan Presiden AS, disebut segera kembali ke media sosial mainstream, termasuk Twitter, usai pemblokirannya dicabut. Persiapan Pemilihan Presiden 2024?
Kembalinya Trump ke media sosial dikonfirmasi salah satu sumber anonim di Partai Republik. "Trump mungkin kembali ke Twitter. Pertanyaannya adalah soal bagaimana dan kapan," kata sumber itu kepada The Independent.
Akun media sosial milik Trump sebelumnya diblokir usai kerusuhan di Capitol pada 7 Januari 2021. Saat itu, pendukung Trump menggeruduk kompleks parlemen AS itu untuk menggagalkan pelantikan Joe Biden, lawan Trump dalam Pilpres AS 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() 101 SCIENCE Kenapa Pluto Bukan Planet? |
Trump dituding mengompori para pendukungnya lewat akun media sosialnya. Ia menyebut Pilpres tersebut curang dan didesain untuk memenangkan Biden.
Sehari setelah kerusuhan itu, Twitter dan Facebook kompak menangguhkan akun Trump.
Facebook memilih untuk menangguhkan akun Trump sementara hingga 7 Januari 2023 lalu. Sementara, Twitter sebetulnya menangguhkan akun Trump secara permanen.
Akan tetapi, akuisisi Twitter oleh miliarder Elon Musk mengubah kebijakan tersebut. CEO SpaceX itu mengaktifkan kembali akun Trump pada November lalu. Namun, Trump belum juga berkicau hingga saat ini.
"Dia telah berbicara tentang itu (kembali ke Twiter, red) selama beberapa pekan. Tetapi Trump berbicara untuk dirinya sendiri alhasil siapa pun hanya bisa menebak apa yang ingin dia lakukan, katakan, atau kapan," kata sumber tersebut.
Trump sendiri sudah mengumumkan bakal kembali ikut ke dalam Pilpres AS 2024. "Untuk membuat Amerika hebat dan jaya kembali, saya malam ini mengumumkan sebagai kandidat Presiden Amerika Serikat," kata Trump seperti dikutip CNN.
Mengenai rencana Trump kembali ke Twitter, Elon Musk mengaku antusias. Ia malah menuding pemerintahan Joe Biden akan memusuhi Twitter karena hal tersebut.
"Akan sangat menarik melihat pemerintahan Biden bereaksi soal ini. Mereka mungkin akan menggunakan agen Federal sebagai senjata melawan Twitter," tulis Musk di akun Twitternya.
Will be interesting to see how the Biden administration reacts to this.
— Elon Musk (@elonmusk) January 18, 2023
They may try to weaponize Federal agencies against Twitter.
Tanggapan Musk itu dikomentari oleh warganet di AS. Mereka menuding, tindakan tersebut sebetulnya telah dilakukan sejak lama.
"Tidak akan mengejutkan melihat jejak rekam mereka. Mereka yang berada di pemerintahan, siapa pun yang merupakan bagian dari kampanye, dan para agen FBI yang mencoba menggunakan posisinya untuk mempengaruhi Twitter melawan warga AS harus bersumpah di Komisi Kejaksaan DPR (House Committee on the Judiciary), dan Komite Pengawasan dan Pertanggungjawaban DPR (House Committee on Oversight and Accountability," tulis akun @ALX yang merupakan milik analis politik konservatif, Alex Lorusso.
Wouldn’t be surprised given their past.
— ALX 🇺🇸 (@alx) January 18, 2023
Those in the Administration, everyone who was part of the campaign, and the FBI agents who tried to use their positions to influence Twitter against the American people should all testify under oath before @JudiciaryGOP & @GOPoversight.
"Agen-agen Federal yang bisa digunakan sebagai senjata melawan musuh politik seharusnya tidaklah ada," kata akun AJAmmirablis.
Agencies that can be weaponized agaist political enemies aren't fit to exist.
— Amanda Jean (@AJAmmirabilis) January 18, 2023
"Tidak sabar untuk membaca twit Trump," tulis akun @ShahidMursaleen.
(lth/lth)Can’t wait to read Trumps tweets !!
— Shahid Tweets (@ShahidMursaleen) January 19, 2023