Kodok Raksasa 'Toadzilla' Ditemukan di Australia, Pecahkan Rekor Dunia

CNN Indonesia
Jumat, 20 Jan 2023 19:40 WIB
Kodok jumbo yang diberi nama Toadzilla memecahkan rekor dunia sebagai kodok terberat yakni 2,7 kilogram.
Kodong raksasa 'Toadzila' ditemukan di Australia. (Foto: via REUTERS/QUEENSLAND DEPARTMENT OF ENVIRON)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi hutan atau jagawana di Conway National Park, Australia dikejutkan dengan penemuan kodok jumbo seberat 2,7 kilogram. Kodok itu pun memiiki julukan Toadzilla karena ukurannya.

Reuters melaporkan, kodok itu ditemukan polisi hutan bernama Kylee Gray. "Kami mempertimbangkan untuk menamainya Connie, merujuk kepada Conway National Park, tetapi Toadzilla terus-menerus terngiang jadi kami memilih nama itu," kata Gray.

Gray pada mulanya tak menyangka kodok itu hidup dan berpikir itu adalah bagian dari lelucon. "Tetapi kemudian saya menyadari kodok itu bernafas," kata Gray.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kodok jumbo berwarna coklat, dan berwajah buruk berada di pinggir jalan," kata dia menambahkan.

"Saya benar-benar tidak percaya, jujur. Saya belum pernah melihat sesuatu sebesar itu," ujar Gray lagi seperti dilansir ABC.

Toadzilla ditemukan di tempat yang tak biasa yakni di ketinggian 393 meter. Usia Toadzilla tidak diketahui namun kodok tebu diperkirakan bisa berumur hingga 15 tahun.

Usai menemukan kodok itu, Gray bersama sesama polisi hutan membawanya ke kantor untuk ditimbang. Setelah ditimbang, kodok itu diketahui memiliki berat 2,7 kg.

Sebelumnya, Guinness World Records mencatat kodok terbesar berukuran 2,65 kg. Kodok itu ditemukan pada 1991 yang merupakan hewan peliharaan di Swedia.

Kolega Gray, Barry Nolan mengungkapkan, Toadzilla itu pada akhirnya disuntik mati karena "dampak ekologisnya".

Barry memperkirakan Toadzilla berjenis kelamin betina. "Kami percaya dia betina karena ukurannya. Kodok tebu betina bisa tumbuh lebih besar daripada yang jantan," kata dia.

Lihat Juga :

Kodok tebu pertama kali dibawa ke Australia pada 1935 sebagai pengontrol alami kumbang tebu dan hama lainnya. Sayangnya, populasi kodok tebu meledak dan tak terkendali.

Tanpa predator alami, kodok tersebut malah menjadi ancaman bagi spesies lain di Australia. "Kodok tebu betina bisa menghasilkan 35 ribu telur. Jadi, kapasitas mereka untuk bereproduksi sungguh luar biasa," kata Barry.

"Semua bagian dari siklus kawin kodok tebu beracun bagi spesies endemik Australia. Jadi, tindakan pencegahan merupakan bagian besar dari cara kami menghadapinya," katanya lagi.

Tubuh Toadzilla kemudian didonasikan ke Queensland Museum untuk kebutuhan penelitian.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER