Viral Video Buaya 'Antarkan' Jasad Balita, Pakar Jelaskan Faktanya
Sebuah video buaya yang membawa jasad balita viral di media sosial. Pakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amir Hamidy menyebut buaya itu bukan mengantarkan jasad tersebut melainkan hanya kebetulan.
Amir menyebut tindakan buaya membawa jasad balita itu terjadi secara ilmiah dan bukan seperti yang dinarasikan. Sebelumnya narasi di video tersebut menyebut buaya mengantarkan jasad balita itu ke pinggir sungai.
"Kita melihat dia (buaya) seakan-akan mengantarkan jenazah. Tetapi sebenarnya, kebetulan saja ketika manusia menemukan, buayanya menghindar terus mangsanya ditinggal," kata Amir kepada CNNIndonesia.com.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Gerak Sloth Lambat Banget? |
Jasad balita itu sebelumnya dilaporkan hilang di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Jumat (22/1) lalu. Berita ini menjadi viral usai buaya tampak membawa jasad tersebut ke arah pinggir sungai.
Menyambut kedatangan buaya, sejumlah warga menggunakan sampan mendekat untuk mengambil jasad bocah itu. Usai jenazah dievakuasi, buaya itu menghilang kembali ke tengah sungai.
Jenazah balita bernama Muhammad Ziyad Wijaya (4) itu tampak masih utuh. Balita tersebut awalnya dilaporkan hilang selama dua hari karena tenggelam saat bermain di Sungai Mahakam.
Menurut Amir, buaya memang tidak langsung memakan mangsa bulat-bulat seperti ular.
Buaya terlebih dahulu menenggelamkan mangsanya beberapa hari dan menyembunyikannya di bawah akar-akar bawah sungai. Hal tersebut dilakukan agar mangsanya membusuk sehingga lebih mudah dicerna buaya.
"Buaya tidak makan mangsanya dengan segar. Dia membunuh kemudian ditenggelamkan. Mungkin tiga atau empat hari sudah agak busuk, baru dia makan," katanya.
Amir menyebut buaya bertindak demikian karena " buaya tidak punya gigi untuk memotong. Dia punya gigi untuk mencabik daging"
Lebih lanjut, alih-alih mengantarkan, Amir menduga buaya akan memindahkan balita tersebut untuk dibawa ke teritori yang lebih aman sebelum dimakan. Menurut Amir, sebagai karnivora, buaya akan memakan apa saja termasuk ikan dan mamalia.
"Namun saat proses itu mau dipindah di mana, buayanya takut jadi mangsanya ditinggal. Jadi seakan-akan mengantarkan," katanya.
"Buaya itu tetap kategori satwa liar. Satwa liar itu punya insting membawa mangsanya itu. Namun antroposaintis kita mengatakan seolah-olah buaya seperti manusia yang punya perasaan, yang ngerti diajak komunikasi. Buaya itu satwa liar. dia mengandalkan insting," ujar Amir mengakhiri.
(lth/lth)