Netizen usai Mahfud Buka Transaksi Janggal Rp300 T: Terima Kasih Mario
Usai pengungkapan transaksi mencurigakan di Kementerian Keuangan senilai Rp300 triliun, netizen ramai-ramai berucap terima kasih kepada anak pejabat Pajak Mario Dandy Satriyo yang disangkakan menganiaya Cristalino David Ozora.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap temuan transaksi mencurigakan senilai Rp300 triliun di lingkungan Kemenkeu.
Itu didasarkan pada 160 laporan sepanjang 2009 hingga 2023 dan melibatkan 460 orang.
Mahfud mengatakan transaksi janggal ini berbeda dengan transaksi dari rekening pejabat Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo, yang merupakan ayah dari Mario, dan keluarganya senilai Rp500 miliar.
"Saya sudah dapat laporan yang pagi tadi, terbaru malah ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan, yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai," kata Mahfud di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Rabu (8/3).
Usai pernyataan Mahfud itu, kata kunci '300 T' masuk 5 besar trending topic Twitter dengan lebih dari 26.500 kicauan, per Rabu (8/3) pukul 19.21 WIB.
Kata kunci terkait, yakni '500 M', yang merepresentasikan angka rekening terkait Rafael, nangkring di ranking 17 trending topic dengan lebih dari 27 ribu tweet.
Angka Rp300 triliun pun jadi sorotan warganet lantaran jumlahnya yang amat besar melampaui para konglomerat, tak sebanding dengan gaji dan tunjangan kinerja PNS.
"Lebih tajir dr Hartono bersaudara, dr pak CT, ckckck..." kicau @upil_galaxy.
Akun @YareY4r3Daze pun menyambut antusias angka transaksi janggal ini. Pasalnya, kasus ini terungkap usai penganiayaan David yang disangka dilakukan Mario.
"Uwa wah wah, berawal dari kasus pengeroyokan, eh malah merembet kemana2, sampai mulai terungkap transaksi janggal 300 T di Kemenkeu awkwk," kicaunya.
"Semua kebongkar pas kasus si Rafael kadal, kalau anak si Rafael ga berulah, ini pasti ademayem aja," imbuh akun @HeLLRmdhn.
Walhasil, warganet pun beramai-ramai berucap terima kasih kepada Mario dan juga Agnes yang diduga berkontribusi dalam mengompori penganiayaan David.
"Terima kasih David dan Agnes," kicau @ahmdhdd.
"Dengan ini saya berterima kasih banyak kepada Mario yg secara tidak langsung membongkar kebusukan pejabat Indonesia, sangat layak mendapat Justice Collaborator biar hukumannya ringan," sindir akun @amir_alpan.
Dalam kasus penganiayaan yang membuat David koma itu sendiri, Mario sudah ditetapkan sebagai tersangka. Usai kasus itu, sang bapak, Rafael Alun, diselidiki hartanya lantaran gaya hidup mewah sang anak dan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) yang tak valid.
Rafael pun direkomendasikan dipecat dan kasusnya tengah diselidiki.
Salah satu perumpamaan yang ramai digunakan pada kasus Rafael ini adalah bahwa "nila setitik rusak susu sebelanga", untuk menggambarkan efek buruk kasusnya pada citra Kemenkeu.
Dengan pengungkapan transaksi janggal Rp300 T yang melibatkan 460 orang itu, netizen makin yakin nilanya tak cuma setitik.
Meski demikian, warganet lainnya menanti pengungkapan transaksi mencurigakan sejenis di kementerian/lembaga lain.
"Di kementrian lain gmn pak? Trus yg dah diungkap sebanyak itu mau diapakan,........? nunggu kelanjutan? Berharap negara ini maju lebih baik," kicau akun @FNgunung.
Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Awan Nurmawan Nuh mengaku sudah memanggil 10 dari 69 pejabat kementeriannya yang berharta tak wajar.
"Sekitar sepuluh lah sudah kita panggil, seminggu dua minggu ini akan kita kerjakan," kata dia di Jakarta, Rabu (8/3).
Awan mengatakan daftar 69 pegawai tersebut dihimpun berdasarkan data dua tahun, yakni 2020 dan 2021. Data tersebut lalu dirangkum pada Juni 2022. Awan mengakui pemeriksaan selama dua tahun itu tidak bisa optimal lantaran pandemi covid-19.
"Saya bukan excuse, memang kita menyadari saat kondisi pandemi idealnya verifikasi itu fisik, nggak bisa Zoom (online), tapi bukan alasan. Beberapa sudah kita lakukan klarifikasi dan sebagainya. Terhadap beberapa pegawai yang risikonya merah, kita Itjen membentuk crash program," jelasnya.
Staf Khusus Kemenkeu Yustinus Prastowo mengungkap mayoritas dari 69 pegawai yang berharta tak wajar tersebut adalah pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).