Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission, FTC) meningkatkan investigasi mereka terhadap Twitter. Salah satunya adalah soal peluncuran Twitter Blue dan penanganan Twitter Files.
Dilansir Engadget, FTC telah mengirim paling tidak lusinan surat ke Twitter sejak musim gugur lalu. Tujuannya, FTC ingin mendapatkan lebih banyak informasi soal penanganan Twitter terhadap PHK massal, Twitter Blue, dan Twitter Files beserta masalah lainnya.
Bahkan FTC dilaporkan mencoba menggulingkan Musk sebagai bagian dari penyelidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan ini bukan yang pertama menggambarkan kerisauan FTC soal sepak terjang Elon Musk di Twitter. FTC menduga, Twitter melanggar peraturan sejak pengambil alihan oleh CEO Space X tersebut.
Sebelumnya, FTC telah menyatakan kerisauannya menyikapi banyaknya orang-orang penting bidang privasi dan keamanan yang hengkang dari Twitter.
Selain itu, para penegak hukum serta aparat berwenang lainnya juga mengungkapkan kekhawatirannya soal peluncuran Twitter Blue. Pasalnya, fitur itu dikabarkan meluncur tanpa mempertimbangkan kajian keamanan dan privasi yang sesuai.
Padahal, hal tersebut dibutuhkan untuk persyaratan di FTC.
Pada tahun lalu, Bloomberg telah melaporkan penyelesaian FTC mengharuskan Twitter membatasi akses internal ke data penggunanya.
Pakar keamanan ikut mempertanyakan apakah keputusan Musk untuk menyerahkan sejumlah dokumen internal dan memberikan jurnalis akses ke sistem internal dapat melanggar kewajibannya dengan FTC.
Dikutip dari The Verge, FTC juga meminta daftar nama jurnalis atau anggota media lain yang diberikan akses tersebut. Menurut FTC, pemberian akses terhadap log Slack, dokumen internal, dan sumber lainnya di Twitter merupakan hal yang tak patut.
Akses itu sendiri diberikan oleh Musk dalam serial laporan yang disebut "Twitter Files". Juru Bicara FTC, Douglas Farrar mengatakan, permintaan itu merupakan bagian dari "investigasi penyelidikan yang ketat terhadap kepatuhan Twitter dengan perintah persetujuan yang mulai berlaku jauh sebelum Musk membeli perusahaan tersebut."
Farrar mengatakan, permintaan nama-nama jurnalis tersebut karena FTC harus mendapatkan akses ke informasi yang sama yang dibagikan dengan pihak ketiga.
Tindakan FTC menginvestigasi Twitter ini lalu dibalas Elon Musk. Lewat akun Twitternya, Musk menyatakan hal ini sebagai "Contoh kasus memalukan penggunaan lembaga sebagai senjata pemerintah untuk tujuan politik dan penindasan kebenaran!"
A shameful case of weaponization of a government agency for political purposes and suppression of the truth!
— Elon Musk (@elonmusk) March 7, 2023
(lth/lth)