PROFIL

Mengenal Plate, Eks Menkominfo yang Jadi Terdakwa Kasus Korupsi BAKTI

CNN Indonesia
Selasa, 27 Jun 2023 14:00 WIB
Eks Menkominfo Johnny G Plate punya visi mengubah mindset agar tidak mewariskan sikap meminta-minta, sementara ia minta jatah Rp500 juta per bulan di kasus BTS.
Terdakwa Johnny G Plate punya visi soal pemimpin yang tak meminta-minta. (CNN Indonesia/Loamy N)
Jakarta, CNN Indonesia --

Johnny Gerard Plate, eks Menteri Komunikasi dan Informatika yang jadi terdakwa kasus korupsi infrastuktur di Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, pernah punya motivasi hidup yang kuat untuk mengubah warga di kampungnya.

Dalam sidang perdana hari ini, Selasa (27/6), Plate didakwa merugikan negara Rp8 triliun dalam kasus dugaan korupsi penyediaan menara Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1-5 BAKTI.

Hal itu berdasarkan Laporan Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Plate selaku Pengguna Anggaran (PA) disebut memperkaya diri dengan nilai Rp17,8 miliar dan meminta jatah proyek Rp500 juta per bulan.

"Terdakwa Johnny Gerard Plate pada waktu dan tanggal yang tidak dapat ditentukan antara bulan Januari-Februari 2021 meminta uang kepada Anang Achmad Latif (eks Dirut BAKTI) sebesar Rp500 juta per bulan yang terealisasi dari bulan Maret 2021 sampai dengan Oktober 2022," ujar Jaksa Penuntut Umum.

Proyek pembangunan menara BTS 4G Bakti Kominfo itu sendiri digelar untuk memberikan pelayanan digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Dalam perencanaannya, Kominfo merencanakan membangun 4.200 menara BTS di pelbagai wilayah Indonesia. Akan tetapi para tersangka terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dengan merekayasa dan mengondisikan proses lelang proyek.

Dikutip dari situs Kominfo dan situs Fraksi NasDem DPR, Johnny G. Plate merupakan politikus yang lahir pada 10 September 1956 di Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia menempuh pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di Manggarai NTT.

Plate baru pindah ke Jakarta ketika berkuliah di Universitas Katolik Atmajaya pada 1981 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semasa kuliah, Plate aktif menjadi bagian dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia.

Dia lulus pada 1986 dan langsung berkarier sebagai pebisnis di bidang perkebunan di PT Anugerah Group hingga 1996.

Karier bisnis Plate terus mengilap dengan ditunjuk menjadi komisaris dan direktur utama beberapa perusahaan. Pada 2005 misalnya, mengutip dari situs resmi Kominfo, Plate menjabat sebagai Komisaris di tiga perusahaan: PT Indonesia Airasia, PT Aryan Indonesia, dan PT TJB Power Services.

Selanjutnya, Plate menjabat sebagai Direktur Utama PT Gajendra Adhi Sakti (2008), dan Group CEO PT Bima Palma Nugraha (2008). Pada 2012, Plate ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Airasia Mitra Investama.

Visi berpolitik

Sukses berbisnis, Plate ikut berkecimpung di dunia politik. Pada 2012-2013, ia menjabat sebagai Ketua Mahkamah Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI).

Setahun setelahnya, Plate pindah ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang didirikan Surya Paloh.

"Ia (Plate) begitu berkeinginan untuk mengubah daerah kelahirannya yang terbilang sebagai propinsi dengan jumlah keluarga kurang mampu yang cukup banyak," demikian dikutip dari situs Fraksi NasDem.

"Jhonny terpanggil untuk bergabung bersama Partai NasDem yang dipandangnya sebagai partai yang membawa harapan untuk perubahan masyarakat bersama gagasan Gerakan Perubahan."

Dalam berpolitik, Plate diklaim punya cita-cita untuk mengubah pola pikir masyarakatnya agar tidak mewariskan sikap meminta-minta.

"Visinya adalah bagaimana menghadirkan pemimpin bagi masyarakat NTT yang mampu mengubah mindset masyarakat. Pemimpin yang tidak mewariskan sikap meminta-minta atau yang dalam istilah Manggarai, 'ngende'," tutur situs partai tersebut.

Menurutnya pula, Indonesia, tak cuma NTT, "benar-benar membutuhkan pemimpin yang memiliki komitmen untuk mengembangkan potensi-potensi lokal."

Dengan segenap visinya itu, ia melenggang lolos ke DPR sebagai anggota pada 2014 hingga 2019. Di samping itu, Plate mendapat posisi penting sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen).

Pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Plate didapuk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).

Usai penetapannya sebagai tersangka, Plate dicopot dari kursi Menkominfo oleh Presiden Jokowi lewat Keputusan Presiden Nomor 41/P Tahun 2023 mengenai Pemberhentian dan Penunjukan Pelaksana Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024, tertanggal 19 Mei 2023.

Riwayat lengkap jabatan:

2019-2023: Menteri Komunikasi dan Informatika RI Kabinet Indonesia Maju

2017-2018: Sekjen Partai NasDem

2014-2019:  Anggota DPR

2013-2017:  Ketua Departemen Energi dan Sumber Daya Alam/Korwil Bali, NTT, dan NTB Partai Nasdem

2012-2013:  Ketua Mahkamah Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia

2012-2013: Penasihat Awam PP Pemuda Katolik Indonesia

2012: Direktur Utama PT Airasia Mitra Investama

2010-2013: Ketua Depertim Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia

2010-2013: Dewan Komisaris Ikatan Sarjana Katolik Indonesia

2008: Group CEO PT Bima Palma Nugraha

2008: Direktur Utama PT Gajendra Adhi Sakti

2007: Komisaris PT Mandosawo Putratama S

2005: Komisaris PT Indonesia Airasia

2005: Komisaris Utama PT Aryan Indonesia

2005: Komisaris PT TJB Power Services

1985-2013: Dewan Pertimbangan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

1980-1985: Anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

CATATAN REDAKSI: Artikel ini mengalami perubahan judul dari sebelumnya 'Mengenal Plate, Pernah Punya Visi Tak Wariskan Sikap Meminta-minta' per Selasa (27/6).
(lth/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER