Bagaimana Cara Salat Astronaut di Luar Angkasa?

CNN Indonesia
Senin, 27 Mar 2023 18:00 WIB
Para astronaut muslim punya cara salat berbeda di luar angkasa. Simak tata caranya di bawah ini.
Ilustrasi. Para astronaut muslim punya cara berbeda melaksanakan salat di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dalam sejarahnya, paling tidak ada sembilan astronaut yang beragama Islam pernah bepergian ke luar angkasa. Lantas, bagaimana mereka melakukan salat di sana?

Dikutip dari situs resmi Harvard, ada 500 astronaut yang telah pergi ke luar angkasa sejak 1961. Sebanyak dua persen atau sembilan astronaut di antaranya muslim.

Sedikitnya jumlah muslim yang bepergian ke luar angkasa tak lepas dari kebijakan Amerika Serikat (AS) dan Rusia, dua negara yang rajin mengirimkan astronaut. AS pada mulanya hanya merekrut orang kulit putih, dan laki-laki Kristiani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, Rusia (dulu Uni Soviet) hanya merekrut orang Rusia atau etnik Slav yang juga beragama Kristiani. Kebijakan tersebut pun berubah seiring waktu sehingga membuat lebih banyak astronaut muslim yang berangkat ke luar angkasa.

Bepergian ke luar angkasa tidak menghilangkan kewajiban salat untuk para astronaut muslim. Hal itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Di Bumi, salat dilakukan dengan menghadap Ka'bah di kota Mekkah. Namun ketika mengorbit Bumi di kecepatan 17.400 mil per jam atau 28.002 km per jam, Mekkah bergerak dengan cepat di bawah wahana atau pesawat luar angkasa.

Selain itu, waktu terbenam dan terbitnya Matahari di luar angkasa berbeda dengan di Bumi. Di luar angkasa, para astronaut mengalami Matahari terbit dan tenggelam setiap sembilan menit.

Kecepatan tersebut membuat mereka bingung menentukan waktu salat dan berpuasa Ramadan. Soal salat, para astronaut juga mustahil melaksanakannya dengan duduk karena ketiadaan gravitasi.

Urusan beribadah para astronaut lalu mendapat perhatian pada tahun 2007. Di tahun tersebut, Malaysia mengirimkan astronaut pertamanya, Sheikh Muszaphar Shukor yang meluncur menggunakan pesawat Soyuz milik Rusia.

Sebelum berangkat, Shukor mengkhawatirkan soal ibadahnya di luar angkasa. Sebagai respons, pemerintah Malaysia lalu mengumpulkan 150 ulama, ilmuwan, dan para astronaut untuk menyusun panduan untuk Shukor.

Hasilnya, para ulama mengeluarkan fatwa untuk menolong para astronaut muslim. Fatwa tersebut lalu diterjemahkan ke bahasa Inggris dan Arab.

"Sebuah panduan untuk beribadah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang disiapkan oleh Departemen Pengembangan Islam Malaysia (JAKIM) sebagai panduan bagi astronaut muslim dalam beribadah di ISS," tulis para ulama dalam panduannya.

"Dengan panduan ini, para astronaut muslim diharapkan bisa berfokus ke risetnya sembari tetap beribadah dan menunaikan kewajiban sebagai muslim. Di luar itu, panduan ini juga dikeluarkan untuk memenuhi 'almaqasid al-syariah' dalam situasi apa pun," tulisnya lagi.

Dalam fatwa itu, para ulama menyarankan ketika salat para astronaut harus menghadap ke Mekkah jika dimungkinkan. Jika tidak, mereka bisa menghadap Bumi atau menghadap "ke manapun".

Lebih lanjut, para ulama juga memberi panduan bagi para astronaut jika ingin puasa dan salat saat Ramadan. Mereka mengungkapkan, astronaut muslim harus mengikuti zona waktu tempat mereka diberangkatkan.

Dalam kasus Shukor, ia berarti harus mengikuti zona waktu Kazakhstan. Sementara, untuk posisi salat, para ulama menyarankan astronaut bisa salat dengan menggerakan kepala atau secara sederhana membayangkan gerakan salat yang umum dilakukan di Bumi.

Terkait waktu, para ulama juga memperbolehkan astronaut menjamak (digabung) serta diperpendek (Qasar) salatnya.

"Semoga panduan ini dapat membantu para astronaut muslim untuk memastikan misi mereka sukses dan di saat bersamaan mendapatkan ridho dari Allah SWT," tulis para ulama.

(lth/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER