BMKG Ungkap Daftar Daerah yang Sudah Dilanda Kemarau 2023

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2023 07:20 WIB
Ilustrasi. Beberapa daerah sudah mengalami musim kemarau. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa daerah di Indonesia yang sudah mengalami musim kemarau tahun ini. Simak daftarnya berikut.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menjelaskan saat ini hanya ada satu persen wilayah di Indonesia yang sudah masuk musim kemarau.

"Baru 1 persen nya dari wilayah Indonesia yang sudah musim kemarau. Jadi ya wajar saat ini masih musim hujan," kata dia kepada CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Selasa (28/3).

Dodo menjelaskan saat ini sudah masuk masa pancaroba, yang mengacu pada masa transisi atau perpindahan musim dari musim hujan ke musim kemarau. Salah satu cirinya, angin kencang dengan arah yang berubah-ubah.

"Misal suatu daerah diprakirakan musim kemarau adalah April, maka Maret ini masa peralihannya. Masih disertai hujan," ujarnya.

Menurut Dodo fenomena yang ada sekarang adalah La Nina yang aktif sejak 2020 hingga akhir 2022. Fenomena itu membuat musim kemarau lebih basah dibanding pada saat El Nino.

"Jadi sekarang kondisi atmosfer dan laut dari La Nina akan menuju ke arah netralnya," ungkap dia.

"Mulai pertengahan tahun ini akan ada fenomena El Nino lemah hingga akhir tahun," imbuhnya.

Dodo pun mengungkap daftar daerah di Indonesia yang sudah mengalami musim kemarau pada 2023. Berikut rinciannya:

- Aceh bagian utara

- Sumatera Utara Bagian Timur

- Riau bagian selatan

- Sulawesi Selatan bagian timur

- Sebagian Sulawesi Utara

- Bagian timur Sulawesi Tenggara

- Maluku Utara bagian timur

- Sebagian NTT

Sebelumnya, peneliti cuaca dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi bakal terjadi perpanjangan musim hujan.

Para pakar sendiri mengungkap fenomena iklim yang ekstrem macam El Nino dan La Nina ini terkait dengan pemanasan global terutama akibat ulah manusia. Contohnya, penggunaan BBM berlebih. Akibatnya, banjir makin banyak, kekeringan makin gersang.

Perpanjangan musim hujan itu, kata Erma, di antaranya ditunjukkan oleh pertumbuhan dan pergerakan badai vorteks di selatan Samudera Hindia, hujan yang masih terus turun, masih hadirnya gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator, serta El Nino yang tak merata.

Para pakar sejauh ini sepakat bahwa cuaca yang kian ekstrem, termasuk El Nino dan La Nina, merupakan bagian dari efek pemanasan global akibat kerusakan lingkungan.

(can/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK