Meta Pertimbangkan Blokir Iklan Politik di Eropa
Meta dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk blokir iklan politik di platformnya untuk kawasan Eropa. Rencana ini di tengah kekhawatiran mereka akan kesulitan untuk mematuhi undang-undang Uni Eropa yang baru.
Para pembuat kebijakan di Brussels mengusulkan peraturan yang akan memaksa grup-grup teknologi online, termasuk Facebook dan Google, untuk membuka informasi mengenai iklan politik. Informasi tersebut termasuk berapa biayanya, siapa yang membayar konten tersebut, dan berapa banyak orang yang melihatnya.
Menurut Financial Times, usulan-usulan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan eksekutif Meta yang khawatir tentang seberapa luas definisi iklan politik dan betapa sulitnya untuk mematuhi peraturan tersebut.
Meta tengah mempertimbangkan opsi menolak semua iklan berbayar untuk kampanye politik di platformnya agar tidak bertentangan dengan hukum Uni Eropa. Opsi ini dianggap lebih mudah untuk menangani situasi yang mungkin terjadi dari aturan tersebut.
Meta merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan media sosial yang menghadapi kritik karena mengizinkan pengguna menyebarkan informasi yang salah dan teori konspirasi di seluruh platform mereka setelah pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016 yang menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana para pemilih dapat dimanipulasi oleh konten-konten tersebut.
Facebook secara khusus mendapat kecaman setelah data pengguna ditemukan telah digunakan oleh agen-agen Rusia pada tahun itu untuk memanipulasi pemilu lewat ditemukannya skandal Cambridge Analytica.
Kala itu, konsultan politik yang sekarang sudah tidak beroperasi ini menggunakan data puluhan juta pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka untuk membantu klien menargetkan iklan politik.
Meskipun pada awalnya para bos Meta menolak tekanan untuk memeriksa fakta iklan politik, mereka kemudian menangguhkan sementara iklan kampanye di situs webnya menjelang pemilihan umum penting, termasuk pemungutan suara presiden AS pada 2020.
Lihat Juga :101 SCIENCE Hewan Apa yang Gigitannya Paling Kuat? |
Dikutip dari The Guardian, keputusan untuk melarang iklan politik di Uni Eropa tidak akan memiliki dampak finansial yang signifikan. Pasalnya, iklan politik dikatakan hanya memberi proporsi yang relatif kecil dari pendapatan perusahaan.
Data yang dikumpulkan oleh kelompok riset Insider Intelligence mengatakan iklan politik di AS, yang merupakan salah satu pasar terbesar Meta, menghasilkan pendapatan sebesar US$800 juta Rp1,2 triliun antara 2019 dan 2020.
Angka tersebut mencatatkan kurang dari 1 persen dari total pendapatan iklan. Meta sendiri melaporkan keuntungan sebesar US$29 miliar pada tahun 2020.
(lom/lth)