Elon Musk: Media Sosial Tanpa Centang Biru Berbayar akan Gagal

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Apr 2023 12:06 WIB
Twitter bakal menghapus tanda centang biru gratis pada akun terverifikasi mulai hari ini, 1 April 2023.
CEO Twitter Elon Musk buka suara soal Twitter bakal menghapus tanda centang biru gratis pada akun terverifikasi mulai hari ini, 1 April 2023.(AFP/FREDERIC J. BROWN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Twitter bakal menghapus tanda centang biru gratis pada akun terverifikasi mulai hari ini, 1 April 2023. Hal ini semakin ditegaskan lewat pernyataan Elon Musk, CEO Twitter.

Musk pada Jumat (31/3) juga memprediksi media sosial lain yang tak mengikuti langkah Twitter akan gagal karena hanya akan diisi oleh bot.

"Tantangan mendasar adalah (mudah) untuk membuat 10 ribu atau 100 ribu akun palsu Twitter hanya menggunakan satu komputer di rumah dan dengan AI (Artificial Intelligence)," kata Musk dalam sebuah sesi tanya jawab di Twitter, mengutip Channel News Asia, Sabtu (1/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inilah alasan kenapa sangat penting untuk menekankan produk verified (Twitter Blue), dengan akun yang terverifikasi diharuskan memiliki nomor telepon dari operator yang terkemuka dan memiliki kartu kredit. Prediksi saya adalah media sosial yang tidak melakukan ini akan gagal," ujarnya menambahkan.

Perubahan sistem ini tentu bakal menekan perusahaan, jurnalis, dan selebriti yang menggunakan Twitter sebagai saluran utama komunikasi mereka dan mengandalkan centang biru sebagai bentuk kredibilitas.

Hal ini juga dikhawatirkan bakal memudahkan para penipu mendapatkan akun terverifikasi hanya dengan cara membayar. 

Centang biru di Twitter sebetulnya sudah ada sejak 2009 dan menjadi elemen penanda yang membantu platform tersebut menjadi forum yang terpercaya bagi pembuat berita dan juru kampanye.

Namun, Musk dan para pendukungnya menyebut centang biru diputuskan melalui persetujuan dan prosedur rahasia sehingga jadi simbol sistem kelas yang tidak adil.

Oleh karena itu, setelah mengambil alih Twitter, Musk membuat program Twitter Blue yang merupakan layanan berlangganan yang diluncurkan Musk akhir tahun lalu dengan biaya individu US$84 (Rp1,2 juta) per tahun atau US$8 (Rp122 ribu) per bulan.

Siapapun yang membayar biaya langganan itu bakal mendapat centang biru.

Namun, hal ini malah menjadi bumerang. Setelah kebijakan itu berlaku, Twitter dibanjiri oleh akun palsu tapi terverifikasi yang menyamar sebagai selebriti, perusahaan besar, dan bahkan Musk.

Masalah akun terverifikasi berbayar ini juga bakal berdampak pada pejabat, badan amal, hingga perusahaan media.

Gedung Putih sudah mengambil sikap dan mengatakan kepada para stafnya bahwa mereka tidak akan membayar untuk memiliki profil Twitter resmi staf bercentang biru.

Beberapa perusahaan media, firma, dan badan amal juga telah kehilangan centang birunya. 

Merujuk laman resmi Twitter, program ini membutuhkan biaya US$1.000 (sekitar Rp15 juta) per bulan dan US$50 (sekitar Rp750 ribu) untuk setiap akun terafiliasi tambahan.

"Ini akan sangat buruk bagi mereka yang tidak mampu membayar biaya baru (biaya berlangganan Twitter Blue)," kata Andrew Stroehlein, Direktur Media Eropa dari Human Rights Watch.

"Ini akan merusak keefektifan aktivis lokal, termasuk aktivits HAM yang telah lama menggunakan Twitter untuk menggalang suara dari akar rumput," tambahnya dalam sebuah postingan blog.

Media New York Times juga mengatakan tidak akan membayar untuk akun bisnis terverifikasi dan hanya akan berlangganan Twitter Blue bagi jurnalisnya jika dirasa penting bagi kebutuhan pelaporan.

(dir/vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER