AI Diprediksi Berdampak ke 300 Juta Pekerjaan di Dunia

CNN Indonesia
Senin, 03 Apr 2023 07:00 WIB
Penerapan teknologi AI diprediksi akan berdampak kepada 300 juta pekerjaan di seluruh dunia.
Ilustrasi. Kecerdasan buatan diprediksi akan berdampak kepada 300 juta lapangan pekerjaan. (Istockphoto/metamorworks)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) diprediksi bakal berdampak ke 300 juta pekerjaan. Akankah terjadi PHK massal?

Hal tersebut berdasarkan laporan Goldman Sachs yang berjudul The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth.

"Dalam Global Economics Analyst ini, kami menyediakan pandangan tentang potensi dampak AI pada ekonomi makro dan berpendapat, jika AI membawa kemampuan yang dijanjikannya, ia berpotensi mendisrupsi pasar lapangan kerja dan memacu pertumbuhan produktivitas global dalam dekade mendatang," demikian riset tersebut mengatakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menggunakan data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan bahwa 2/3 pekerjaan saat ini akan terekspos oleh automatisasi dan AI generatif bisa menggantikan 1/4 pekerjaan yang ada saat ini. Mengekstrapolasi estimasi kami secara global, kami menilai AI generatif dapat berdampak setara 300 juta pekerjaan penuh waktu,"

Masih dalam risetnya, Goldman menyebut 2/3 lapangan kerja di Amerika Serikat saat ini telah terekspos automatisasi AI. Sebanyak 50 persen dari beban kerja di beberapa posisi pun akan digantikan.

"Meskipun dampak AI pada pasar lapangan kera sepertinya akan signifikan, hanya setengah dari kebanyakan lapangan kerja dan industri yang akan terekspos automatisasi. Alhasil, AI akan lebih cenderung sebagai pelengkap ketimbang pengganti," tulis laporan tersebut seperti dikutip dari CNET.

AI disebut mewakili "sebuah kemajuan dengan dampak ekonomi makro yang besar". Penyebaran yang luas terkait adopsi AI bisa meningkatkan nilai total barang dan jasa yang ada di seluruh belahan dunia sebanyak 7 persen dalam 10 tahun ke depan.

Lebih lanjut, Goldman jug memprediksi 1/4 dari bidang kerja yang ada di Amerika Serikat dan Eropa akan terautomatisasi oleh AI. Di AS, posisi administratif dan kantor menjadi yang paling berisiko digantikan AI yakni 46 persen, diikuti oleh posisi di bidang legal (44 persen), dan arsitektur dan pekerjaan insinyur (37 persen).

Di sisi lain, pekerjaan yang tak akan terlalu terpapar AI adalah di sektor kebersihan, perawatan, instalasi, konstruksi, dan perbaikan.

Kendati ada pekerjaan yang digantikan AI, Goldman menyebut pergantian itu selalu disusul oleh penciptaan profesi dan pekerjaan baru.

"Kabar baiknya adalah pergantian pekerja karena automatisasi, menurut sejarahnya selalu disusul oleh penciptaan pekerjaan baru dan munculnya lapangan kerja baru yang merespon inovasi teknologi yang menyumbang sebagian besar jangka panjang pertumbuhan lapangan kerja," tulis laporan tersebut.

Teknologi AI generatif membetot perhatian publik setelah OpenAI meluncurkan ChatGPT pada November lalu. ChatGPT merupakan chatbot yang dibuat berdasarkan mesin AI yang bisa menulis perangkat lunak, mengobrol, dan bahkan menulis puisi.

Peluncuran ChatGPT pun langsung mendapat atensi perusahaan besar. Microsoft misalnya, langsung mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan performa mesin pencariannya, Bing.

Google pun tak ketinggalan dengan menciptakan Bard, yang digadang-gadang sebagai rival ChatGPT.

(can/lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER