Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan pandemi Covid-19 tidak banyak mengubah konsumsi internet di Indonesia.
Sekertaris Jendral APJII Zulfadly Syam menjelaskan 52,66 persen perilaku masyarakat di jagat maya relatif sama.
"Sebanyak 52,66 persen mengatakan relatif sama dengan Pandemi Covid-19, bahwa ada sebuah momentum transformasi digital dengan streaming dan transformasi transaksi," kata dia dalam paparan Survei Penetrasi dan Perilaku Internet 2023 di Jakarta, Senin (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu ada 19,58 persen responden mengaku menurunkan screentime atau waktu menatap layar sebanyak 1-5 jam dibandingkan saat pandemi Covid-19.
APJII melibatkan 8.510 responden dalam survei yang dihimpun pada 10 sampai 27 Januari 2023. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara kuisioner dengan teknik multi-stage random sampling.
Para responden diberi banyak jawaban sehingga bisa menjawab lebih dari satu opsi.
Survei APJII di tahun ini menunjukkan pengguna internet di Indonesia mencapai 215.625.156 juta dari total populasi 275.773.901 juta jiwa.
Sedangkan penetrasi internet di Indonesia secara total hanya naik 1,17 persen dibanding tahun 2022 alias hanya 5 juta di tahun ini. Padahal di tahun lalu peningkatan jumlah pengguna internet sebanyak 40 juta di tahun 2022.
Pulau Jawa masih berstatus sebagai pulau dengan penetrasi internet paling banyak di Indonesia yakni 81,83 persen dengan tingkat kontribusi 58,51 persen.
Di urutan kedua ada Bali dengan penetrasi 80,88 persen, kemudian Kalimantan (78,71 persen) Sulawesi (73,59 persen), Sumatera (73,50 persen), Maluku (73,45 persen), Nusa Tenggara (72,32 persen), dan Papua (63,15 persen).
Di sisi lain, Whatsapp melesat sebagai media sosial percakapan (chat) yang paling banyak digunakan di Indonesia. Aplikasi garapan Meta itu unggul hampir 40 persen lebih dari 'saudaranya', Facebook Messenger.
Dari total responden, sebanyak 98,63 persen mengaku menggunakan Whatsapp, disusul Facebook Messenger (46,00 persen). Bagi Whatsapp, jumlah itu naik sekitar 0,56 persen dari jumlah tahun lalu.
Di peringkat ketiga, ada Telegram dengan 12,91 persen. Sementara, Instagram Direct Messenger (10,72 persen), Line (2,07 persen), dan Twitter (0,41 persen).
(can/lth)