Ahli Bongkar Penyebab Nyamuk Terus Incar Manusia

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2023 08:00 WIB
Aroma tertentu pada manusia disebut lebih menarik nyamuk ketimbang bau lainnya. Simak studi ahli soal kasus ini.
Ilustrasi. Alasan nyamuk bisa menemukan manusia terungkap. (Pixabay/mikadago)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa jenis aroma pada manusia lebih menarik bagi nyamuk ketimbang bau-bauan yang lainnya. Hal itulah yang jadi penyebab kita terus jadi mangsa mereka.

Wangi yang dihasilkan dari tubuh manusia memiliki bahan-bahan kimia yang menarik nyamuk. Akan tetapi, ada beberapa wangi tertentu yang lebih menarik bagi hewan tersebut ketimbang wangi yang lain.

Melansir CNN, hal tersebut diketahui setelah sejumlah pakar mengadakan eksperimen di Zambia terhadap spesies nyamuk Anopheles gambiae, yang biasa ditemukan di sub-Sahara Afrika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :

Tujuan dari eksperimen ini adalah mengetahui bagaimana nyamuk penyebab malaria menemukan targetnya.

"Malaria masih menyebabkan lebih dari 600 ribu kematian per tahun. Kebanyakan anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan wanita hamil," kata McMeniman, penulis senior studi ini, yang telah dipublikasikan di jurnal Current Biology.

"Penyakit ini menyebabkan banyak penderitaan di dunia, dan sebagian motivasi studi ini adalah mencoba dan benar-benar mengerti bagaimana nyamuk malaria menemukan manusia," ujarnya menambahkan.

McMeniman juga mengaku termotivasi mengembangkan sistem yang berguna untuk mempelajari nyamuk malaria Afrika di habitat alaminya. Para pakar pun ingin mempelajari nyamuk saat jam paling aktif mereka antara pukul 10 malam hingga 2 pagi.

Eksperimen tenda

Untuk keperluan studi ini, para pakar pun membuat fasilitas berukuran seperti gelanggang skating. Pada bagian perimeternya, para pakar meletakkan enam tenda yang disaring yang menjadi tempat peserta tidur.

Udara dari tenda mereka, yang membawa bau napas dan aroma tubuh peserta yang unik, dipompa melalui tabung panjang ke fasilitas utama ke bantalan penyerap, dihangatkan, dan diberi umpan dengan karbon dioksida untuk meniru manusia yang sedang tidur.

Selanjutnya, bau itu diberikan kepada ratusan nyamuk yang berada di fasilitas utama berukuran 20x20 meter. Pergerakan para nyamuk lalu dilacak menggunakan kamera inframerah.

Hasilnya, beberapa aroma ternyata lebih menarik untuk nyamuk daripada yang lainnya. Analisis kimiawi dari udara di tenda pun menguak substansi wangi yang menyebabkan ketertarikan tersebut.

Tim peneliti menemukan nyamuk paling tertarik pada asam karboksilat di udara, termasuk asam butirat, senyawa yang ada dalam keju 'bau' seperti Limburger. Asam karboksilat ini diproduksi oleh bakteri pada kulit manusia dan cenderung tidak terlihat.

Di saat yang sama, nyamuk juga tampak terhalang oleh wangi kimiawi lain yakni eucalyptol yang biasanya terdapat pada tanaman.

Para peneliti menduga bahwa satu sampel dengan konsentrasi eucalyptol yang tinggi mungkin berhubungan dengan pola makan salah satu peserta.

"Temuan ini membuka pendekatan untuk mengembangkan umpan atau penolak yang dapat digunakan dalam perangkap untuk mengganggu perilaku pencarian inang nyamuk, sehingga mengendalikan vektor malaria di daerah endemik penyakit ini," kata Edgar Simulundu yang juga menulis studi ini.

(lth/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER