Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan banyak daerah masih akan dilanda hujan sepekan ke depan. Namun, itu tak berlaku buat kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Hal itu terungkap dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan periode 23 - 29 Mei 2023 dari BMKG.
"Pada sepekan ke depan kondisi cuaca akan dominan berawan sepanjang hari dengan potensi hujan sedang-lebat pada siang dan malam hari," demikian keterangan BMKG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah-wilayah itu antara lain Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara.
Selain itu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat.
Nihil wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
BMKG menuturkan kondisi sejumlah faktor atmosfer yang berpengaruh pada cuaca di Indonesia. Dalam hal faktor global, termasuk El Nino, lembaga meteorologi itu menyebut kondisinya tidak signifikan.
"Dalam skala global, nilai SOI (Southern Oscillation Index), IOD (Indian Ocean Dipole), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap curah hujan di wilayah Indonesia," menurut BMKG.
Sementara, faktor lokal menunjukkan dinamika. Pertama, Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 6 (Western Pacific), "menunjukkan kondisi yang signifikan untuk Indonesia."
MJO adalah anomali sirkulasi atmosfer daerah tropis berskala besar yang menyebar ke timur dari atas Samudra Hindia Barat, dan bergerak dengan kecepatan sekitar 5-10 meter per detik dengan durasi 30 - 60 hari.
Kedua, gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di Kalimantan bagian utara dan Sulawesi bagian utara.
Lihat Juga : |
Rossby Ekuator adalah gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah khatulistiwa (20 Lintang Utara - 20 Lintang Selatan) dengan periode kurang dari 72 hari dan umumnya bisa bertahan 7-10 hari di Indonesia.
Ketiga, Gelombang Kelvin tidak aktif di RI. Gelombang ini merupakan fenomena atmosfer yang memiliki arah penjalaran mirip seperti MJO, yaitu ke arah timur, namun dengan periode gelombang jauh lebih pendek, yakni 2,5 hingga 20 hari.
Keempat, terbentuknya daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Aceh, Riau, Kep. Riau, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut."
Dengan merujuk pada faktor-faktor global, regional, dan lokal itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan lainnya di beberapa daerah sepekan ke depan.
Potensi cuaca ekstrem itu bisa memicu banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, hingga jalan licin.
Berikut rincian wilayahnya:
23 - 24 Mei: Aceh, Sumatera Utara, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua.
25 - 26 Mei: Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua.
27 - 29 Mei: Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Papua.