Pakar Temukan Sisa-sisa Bintang Tertua di Jagat Raya

CNN Indonesia
Senin, 29 Mei 2023 13:15 WIB
Ilustrasi. Pakar menemukan sisa bintang-bintang tertua di Jagat Raya. (ESA/Webb, NASA & CSA, A. Martel/)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para astronom dari Universitas Florence, Italia baru saja menemukan sisa-sisa bintang-bintang pertama di alam semesta.

Para pakar tersebut menemukan tanda-tanda kimiawi dari objek yang jauh dan berusia lebih dari 13 milyar tahun yang sangat berbeda dengan bintang-bintang yang lebih muda seperti Matahari.

Dengan mempelajarinya, para ilmuwan berharap bisa menjelaskan bagaimana bintang, galaksi, dan bahkan elemen-elemen dasar terbentuk.

Penelitian yang ditulis oleh astrofisikawan dari Universitas Florence, Stefania Salvadori diterbitkan pada 3 Mei di Jurnal Astrofisika.

Pada masa-masa awal alam semesta, hanya ada elemen yang sangat sederhana seperti hidrogen dan helium. Bintang-bintang pertama menyala hanya dari elemen-elemen itu.

Namun seiring perjalanan waktu, inti bintang yang panas dan putih secara bertahap memasak atom-atom sederhana menjadi unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, magnesium, dan akhirnya logam.

Bintang-bintang generasi berikutnya terbentuk dari awan gas yang mengandung atom-atom tersebut dan saat ini sebagian besar bintang yang diamati para ilmuwan kaya akan logam, seperti besi.

Matahari sendiri terdiri dari 98 persen hidrogen dan helium, tapi mengandung sedikit unsur yang lebih berat, seperti besi, neon, dan karbon.

Belum ada yang mengamati bintang-bintang asli yang kekurangan logam secara langsung. Namun sebagian besar bintang-bintang itu diprediksi sudah lama sekali meledak atau mati.

Kendati demikian, para ilmuwan masih bisa mengamati sisa-sisa debu dengan mengarahkan pandangan ke jarak miliaran tahun cahaya.

Dengan menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory, Salvadori dan timnya mengintip ke dalam tiga awan gas pembentuk bintang yang sangat jauh.

Awan-awan ini bukan sebagai tanda untuk mengetahui banyak hal kepada para ilmuwan, tapi cahaya yang masuk dari quasar di dekatnya, yaitu inti galaksi yang sangat terang, membantu menguak rahasia awan tersebut.

Berdasarkan panjang gelombang cahaya yang diserap awan gas, tim peneliti menentukan unsur-unsur apa saja yang menyusun sisa-sisa bintang tersebut.

Diungkapkan bahwa awan tersebut sangat minim akan besi dan unsur logam lainnya. Namun awan tersebut kaya akan karbon, oksigen, dan magnesium. Unsur ini persis seperti apa yang tersisa setelah bintang pertama kehabisan bahan bakar dan meledak.

Temuan ini sejalan dengan penelitian lain mengenai asal-usul bintang, dan bisa membantu menjelaskan komposisi bintang-bintang yang lebih muda, termasuk bintang-bintang yang ada di Bimasakti.

"Penemuan kami membuka jalan baru untuk mempelajari sifat bintang-bintang pertama secara tidak langsung, yang sepenuhnya melengkapi studi bintang-bintang di galaksi kita," kata Salvadori dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Live Science

(can/lth)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK