Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Selasa (20/6) bersumber dari mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Berikut analisisnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengungkap gempa dengan M 6,0 mengguncang Kepulauan Mentawai, Selasa (20/6) pukul 15.39.18 WIB. Namun, dalam sebuah update terbaru, BMKG menyebut gempa yang titik sumbernya berada di arah barat laut Kepulauan Mentawai tersebut berkekuatan M 5,6.
Lihat Juga :![]() 101 SCIENCE Kenapa Mikir Bikin Capek? |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,6. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 1.03° LS ; 98,42° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 167 Km arah Barat Laut Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 34 km," ujar Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam sebuah keterangan, Selasa (20/6).
Daryono mengatakan gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat subduksi lempeng Indo-Australia menunjam ke lempeng Eurasia jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
"Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut dengan skala intensitas III - IV MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Pasaman Barat dan Pariaman dengan skala intensitas II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Bukittinggi dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)" tutur Daryono.
Hasil monitoring hingga pukul 16.05 WIB menunjukkan gempa ini belum menghasilkan gempa susulan. Selain itu, gempa ini juga tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
(lth)