Dorong Regulasi Kecerdasan Buatan, OpenAI Diam-diam Minta 'Keringanan'

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jun 2023 13:10 WIB
OpenAI ternyata meminta regulasi soal AI dilonggarkan. Padahal di hadapan media, sikap sebaliknya kerap ditunjukkan sang CEO Sam Altman. (Jonathan Raa/NurPhoto via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia --

OpenAI, pemilih ChatGPT, diam-diam meminta kelonggaran regulasi terkait kecerdasan buatan (AI). Tindakan itu berkebalikan dengan gembar-gembor CEO mereka Sam Altman di hadapan publik.

Sebelumnya dalam rapat bersama Kongres AS, Altman justru meminta AI untuk diregulasi. Hal yang sama ia ulang dalam beberapa acara dan wawancara.

Namun dilansir Mashable, ada dokumen OpenAI yang justru kerap digunakan untuk melobi-lobi Uni Eropa (EU). OpenAI disebut ingin regulasi yang justru lebih pro kepada mereka dan telah bekerja untuk melemahkan regulasi yang ada.

Dokumen tersebut diperoleh Time dari Komisi Eropa lewat permintaan kebebasan akses informasi. Di dalamnya tercantum makna sesunguhnya dari gembar-gembor Altman soal regulasi untuk AI.

Dokumen itu berjudul "OpenAI's White Paper on the European Union's Artificial Intelligence Act," Di dalamnya tercantum fokus OpenAI kepada Undang-undang EU soal AI dan berusaha untuk mengubah berbagai sebutan dalam undang-undang yang akan melemahkan ruang lingkup mereka.

Misalnya, frasa yang menyebut "sistem AI tujuan umum" seperti GPT-3 diklasifikasikan sebagai "berisiko tinggi" dalam Undang-Undang AI Uni Eropa.

Menurut Komisi Eropa, sistem yang masuk klasifikasi "risiko tinggi" adalah yang bisa "mengancam kesehatan manusia, keamanan, dan hak fundamental atau lingkungannya.

Contohnya adalah AI yang "memegaruhi voters di kampanye politik dan sistem pemberi rekomendasi yang digunakan oleh platform media sosial."

AI seperti itu nantinya akan menjadi tunduk pada persyaratan hukum terkait pengawasan dan transparansi manusia.

"Secara alaminya, GPT-3 bukanlah sistem berisiko tinggi, tetapi punya kemampuan yang bisa digunakan untuk kasus berisiko tinggi." demikian bunyi dokumen OPenAI tersebut.

OpenAI juga menolak mengklasifikasikan AI generatif seperti ChatGPT yang populer dan generator seni AI Dall-E sebagai AI "berisiko tinggi".

Sementara itu menurut Time, OpenAI pada dasarnya posisi yang dipegang oleh Microsoft dan Google ketika perusahaan-perusahaan tersebut melobi untuk melemahkan peraturan Undang-Undang AI Uni Eropa.

Bagian yang dilobi oleh OpenAI itu pun akhirnya dihapus dari versi final UU AI.

Kesuksesan lobi tersebut diduga menjadi penyebab perubahan sikap Altman terkait operasi OpenAI di Eropa. Sebelumnya, Altman mengancam menarik semua operasi OpenAI di Eropa menyikapi UU AI tersebut.

Namun bulan lalu, sikap itu berubah. Altman mengatakan ketika itu bahwa draft UU AI sebelumnya "diatur secara berlebihan tetapi kami telah mendengarnya akan ditarik kembali."

(lth/lth)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK